Tiga Masalah Produski Susu Yang Butuh Di Atensi Di Kabupaten Malang
Malang,mitratoday.com-Ada tiga masalah utama yang dihadapi koperasi produksi berbasis susu segar. Di antaranya persoalan terkait bibit sapi unggul, persoalan pakan berkualitas, dan persoalan manajemen produksi.
Menteri Koperasi Teten Masduki menyebut akibat PMK produksi susu sapi dipastikan akan menurun dan tidak akan pernah pulih. Teten meminta agar manajemen pengurus KAN Jabung dapat mengganti sapinya dengan sapi yang lebih sehat. Dengan demikian, produktivitas susu segar dapat meningkat.
“Sebelum terjadi wabah PMK, produksi susu segar dari KAN Jabung mencapai 55 ton per hari. Namun saat ini, jumlah produksinya maksimal hanya 75 persen dari kapasitas produksi sebelum ada wabah,”ujar Teten Masduki jumat (21/10/2022).
Jika tidak pernah melakukan lompatan ,maka bisa dipastikan bahwa produksi susu akan tetap stagnan. Untuk itu dirinya menyarankan jenis sapinya diganti jenis Jersey karena lebih tahan cuaca dan lebih toleran dengan pakan yang tidak terlalu berkualitas sekalipun tapi produksi susunya banyak.
Untuk mengganti jenis sapi, para peternak yang menjadi anggota koperasi memang dihadapi dengan persoalan yang tidak mudah. Mengingat upaya ini akan membutuhkan investasi yang besar.
Teten menyampaikan pihaknya akan membantu KAN Jabung untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan tambahan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi (LPDB) KUMKM atau melalui skema pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kluster. Ia berharap fasilitas pembiayaan tambahan ini dapat menjadi solusi dari persoalan pengadaan pakan yang berkualitas bagi KAN Jabung.
Bupati Malang Sanusi mengimbau KAN Jabung perlu mengadopsi teknologi dalam mengolah susu segar menjadi produk susu siap konsumsi dari industri pengolahan susu (IPS) seperti Greenfield. Ia menyebut meski saat ini KAN Jabung telah mulai memproduksi produk turunan dari susu segar, namun produk tersebut masih sangat terbatas.
“Memang KAN Jabung ini perlu pembaharuan teknologi sehingga produknya bagus dan bisa diolah menjadi produk yang lebih bernilai tinggi. Mungkin ada teknologi lain yang harus kita ikuti,” ujar Sanusi.
Senada dengan Teten, Sanusi juga menilai jenis sapi yang dipelihara oleh anggota koperasi dapat diganti secara bertahap dengan jenis sapi super. Sementara terkait pembiayaan modal kerja, ia berharap pemerintah pusat melalui Kementerian Koperasi dan UKM dapat memberikan solusi bagi KAN Jabung.
“Memang kita perlu upayakan agar sapi yang dipelihara itu bisa diperah sepanjang tahun sebab kalau seperti biasa saja kita hanya bisa optimal panen 4 bulan, setelah itu produksinya pasti turun,” imbuhnya.( Sigit )