Bengkulu, mitratoday.com – Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Coki Manurung mengundang berbagai elemen masyarakat untuk makan malam di Adem Resto. Dalam kesempatan itu hadir relawan Jokowi-Ma’ruf Amin, relawan Prabowo-Sandi, kelompok Cipayung, perwakilan BEM, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan perwakilan media online, Selasa malam (30/10/2018).
Usai makan malam, Kapolda membuka diskusi dengan meminta tanggapan dan masukan dari elemen yang hadir terkait cipta kondisi selama proses pilpres dan pileg berlangsung agar aman dan kondusif.
“Silahkan disampaikan aspirasinya agar pilpres ini aman dan kondusif, sebab Polisi tanpa masyarakat tidak bisa menciptakan situasi kondusif itu sendiri, semua harus berperan,” kata Coki Manurung membuka diskusi.
Salah satu ketua relawan Jokowi, Lenny Jhon Latief meminta Polisi membuka akses khusus agar informasi dilapangan dapat disampaikan up date tanpa melalui birokrasi yang panjang. Dengan demikian, Leny berharap temuan di lapangan cepat mendapat respon dan penanganan dari Kepolisian.
“Ini masukan untuk Kepolisian, laporan masyarakat harus cepat direspon tanpa melalui laporan resmi, sebab jika harus melapor langsung ke Polda maka tidak efektif dan memakan waktu, kejadian di lapangan harus mendapat respon segera,” kata Leny.
Kapolda kemudian memberi respon dengan segera memerintahkan jajarannya membuat group Whatsapp khusus mewakili berbagai unsur agar jika ditemukan kejadian di lapangan yang berpotensi konflik dapat segera direspon dan diatasi.
Sementara relawan Prabowo-Sandi, Agus Suparmin menyampaikan agar Kepolisian menindak tegas siapun pihak yang melakukan tindakan berpotensi gaduh dan konflik, baik itu dari relawan Prabowo-Sandi, maupun dari relawan Jokowi-Ma’ruf Amin. Ajakan Agus kemudian direspon juga oleh salah satu relawan Jokowi dan bersepakat keduanya untuk saling menjaga situasi kondusif selama proses pilpres.
“NKRI tetap harga mati, siapapun presidennya yang terpilih kita harus mendukung,” tegas Agus Suparmin yang akrab disebut Agus Kisud.
Diskusi yang diwarnai saling canda itu berlangsung sekitar 1,5 jam. Beberapa poin kesepakatan disampaikan secara lisan antara kedua relawan, diantaranya sepakat untuk sama-sama mencegah gaduh politik dan hal-hal yang berpotensi konflik antar pendukung. Kapolda juga berharap isu-isu politik di daerah lain untuk tidak dibawa-bawa ke Bengkulu. Bengkulu menurutnya harus tetap damai dan kondusif dan tidak terpengaruh oleh isu didaerah lain.
“Ini daerah kita, harus kita jaga, biarkan daerah lain ribut, jangan dibawa-bawa ke Bengkulu yang selama ini sudah aman dan kondusif,” kata Kapolda.
Kapolda dukung dan siap jaga kehadiran Ustadz Abdul Somad. Sementara terkait akan hadirnya Ustadz Abdul Somad di Bengkulu pada 5 November 2018 nanti, Kapolda Bengkulu Coki Manurung mendukung penuh dan siap mengamankan situasi selama berlangsungnya tabligh akbar Abdul Somad. Pihaknya mengerahkan ribuan personil Kepolisian agar selama tablig akbar berlangsung dapat terjaga dengan baik dan masyarakat dapat nyaman dan aman.
“Polisi akan hadir dan mendukung penuh tabligh akbar Abdul Somad, masyarakat tidak usah khawatir, sebab tabligh akbar akan dihadiri puluhan ribu masyarakat, Polisi akan mengawal para jamaah dari berbagai kabupaten di Provinsi Bengkulu,” ungkap Kapolda.
Selama tabligh akbar berlangsung, Kapolda juga mengimbau semua elemen yang hadir tidak membawa simbol-simbol bendera. Hal itu untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi selama tabligh akbar berlangsung.
SMSI ajak pendukung pro aktif dalam pemberitaan. Sementara perwakilan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bengkulu, Wibowo Susilo yang hadir dalam diskusi itu mengajak semua relawan Prabowo dan Jokowi proaktif dalam pemberitaan. Hal itu disampaikan agar berita yang disajikan dapat berimbang dan tidak tendensi pada calon tertentu.
“SMSI terbuka kepada semua calon presiden, para caleg dan partai politik untuk pemberitaan yang adil dan berimbang, seperti diketahui, peran media sangat penting dalam menciptakan situasi aman dan kondusif, untuk itu para relawan juga agar proaktif menyampaikan kegiatannya kepada media siber yang ada di Bengkulu, semua aktifitas politik menjelang pemilu 2019 akan kami sampaikan secara berimbang, jika ada relawan yang melaksanakan kegiatan namun tidak sempat memberitahu wartawan, silahkan dibuat rilisnya,” ungkap Wibowo.
Ditambahkan Wibowo, tidak semua aktifitas politik para relawan Jokowi dan Prabowo dapat diliput oleh wartawan, untuk itu para relawan harus proaktif kepada wartawan. “Jangan sampai ada kesan media tidak berimbang dalam pemberitaan politik para calon, namun relawan dan tim pemenangan juga harus proaktif agar terjadi sinergi antara media dan tim pemenangan juga relawan,” sampai Wibowo. (***)