BlitarDaerahjawa Timur

Rangkaian HUT PDIP Ke – 52, DPC PDIP  Blitar Gelar Kesenian Tiban Kolaborasi Dengan Kesenian Tiban Pojok Bersatu

Blitar,mitratoday.com- Masih dalam rangka memperingati HUT PDIP Ke – 52, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Blitar mengelar acara Kesenian Tiban selama 2 hari 18,19 Januari 2025.

Acara tersebut kerjasama antara DPC PDIP Kabupaten Blitar dengan Kelompok Seni Tiban Pojok Bersatu, bertempat di Desa Pojok Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar.

Acara di hadiri oleh Anggota DPR RI Hendra Rahtomo Soekarno, atau akrab disapa Romy Soekarno, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Guntur Wahono dan Anggota DPRD Kabupaten Blitar Luqman Indra Laksono.

Menurut Anggota DPRD Kabupaten Blitar Luqman Indra Laksono menjelaskan Minggu ( 19/01/2025 ),” Agar kesenian Tiban di Kabupaten Blitar dilestarikan dan dijaga di tengah gempuran teknologi informasi saat ini.

Masih menurut Luqman Anggota DPRD dari dapil 3 ini menjelaskan,” Tiban memang sudah jarang tampil. Biasanya kesenian itu ditampilkan dalam ritual permohonan hujan dan acara Bersih Desa atau Merti Desa. “Kesenian Tiban sudah menjadi kebudayaan yang mendarah daging dengan kehidupan masyarakat Desa di Kabupaten Blitar, sejak dari dahulu Deni Tiban di gelar turun temurun,” jelas Luqman.

Menurut Luqman,” Kegiatan Seni Tiban ada dua kelompok yang masing-masing dipimpin seorang wasit. Dalam Ritual Tiban, wasit ini disebut dengan Landang atau Plandang. “Ritual Tiban juga selalu diiringi alunan musik gamelan dengan komposisi lengkap. Terdiri dari kendang, kentongan, dan gambang laras,”ujar Luqman.

Luqman juga berharap,” Seni Tiban yang sering diadakan diwilayah Blitar raya, agar Seni Tiban tetap ada dan berkembang serta kebudayaan Sini Tiban terus lestari, ” harap Luqman.

Perlu diketahui Seni Tiban merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat untuk meminta hujan. Tari Tiban berasal dari Desa Wajak, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. Meski demikian, Ritual Tiban juga berkembang di pesisir selatan Jawa Timur lain seperti Trenggalek, Blitar, hingga Kediri.

Karena diselenggarakan dengan maksud meminta hujan, maka tradisi Tiban biasanya digelar pada musim kemarau. Tiban dilakukan dalam bentuk adu kekuatan antara dua kelompok yang masing-masing membawa senjata berupa cambuk dari lidi daun aren. ( Novi )

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button