BlitarDaerahHeadline

Puluhan Warga Kelompok Tani Hutan Gagal Demo, Ditemui Perhutani di Markas Ratu Adil Blitar

Blitar,mitratoday.com – Sebelum melakukan aksi demo, puluhan warga dari Kelompok Tani Hutan (KTH) yang ada di Desa Jengglong, Jegu dan Bacem didatangi oleh ADM Perhutani Blitar Muhklisin di Markas Ratu Adil Bendogerit.

Warga dari Kelompok Tani Hutan (KTH) yang ada di Desa Jengglong, Jegu dan Bacem rencananya akan aksi demo di Kantor Perhutani Blitar, Kamis (20/07/2023).

ADM Perhutani Blitar Muhklisin bersama dengan beberapa staf Perhutani Blitar datang ke markas dan menemui warga untuk mengajak beraudiensi terkait permasalahan para KTH yang ada di wilayah Perhutani Blitar.

Beberapa hal yang disampaikan petani hutan ini diantaranya terkait dengan pembagian lahan produksi yang dikerjasamakan kepada masyarakat. Selain itu juga terkait dengan para mandor Perhutani terkait dengan masalah perjanjian.

ADM Perhutani Blitar Muhklisin saat mendengarkan penyampaian warga KTH ini kemudian mengajak semua pihak yang terkait dengan pengelolaan hutan produksi agar bisa memperbaiki komunikasi sehingga tidak ada simpang siur terkait masalah kehutanan.

Muhklisin mengatakan, kepada warga KTH di Markas Ratu Adil bahwa dirinya baru dua bulan menjabat sebagai ADM Perhutani wilayah Blitar. Jika warga KTH ada kendala dan masalah maka sebaiknya dibicarakan dulu sesuai dengan adat ketimuran sehingga ada solusi terkait dengan hal itu.

“Saya masih dua bulan menjabat, maka saya akan mencoba untuk membenahi apa yang perlu dilakukan untuk Perhutani Blitar. Selain itu jika ada masalah bisa menghubungi saya secara langsung.” Ucap Muklisin.

Selain memberikan kontak nomornya, ADM Muhklisin juga memberikan ruang bagi para petani untuk melakukan diskusi dan saling berbagi informasi terkait dengan produksi hasil hutan.

Sementara itu, Mohammad Trijanto saat di wawancarai mengatakan bahwa para petani KTH ini tadinya akan melakukan aksi dengan mendatangi Kantor Perhutani. Namun massa warga yang bertitik kumpul di markas tiba-tiba didatangi oleh ADM sehingga warga KTH tersebut ditemui ADM di Markas Ratu Adil.

“Keluh kesah warga tadi akhirnya disampaikan di Markas di hadapan ADM dan staf Perhutani yang lain. Sehingga warga tidak jadi melakukan aksi untuk mendatangi kantor Perhutani.” Ujar Trijanto.

Trijanto berharap Perhutani bisa lebih transparan terkait dengan para petani yang mengelola hutan terutama hutan produksi yang ada perjanjian penggunaan lahan antara warga dan pihak Perhutani.

Pewarta : NoviĀ 

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button