Puluhan Hektar Padi Diserang Hama Ulat, Petani Desa Pematang Guntung Sedih Hasil Panen Terancam Menurun

Serdang Bedagai,mitratoday.com – Puluhan Petani Desa Pematang Guntung, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) merasa sedih. Perasaan sedih itu muncul ketika mengetahui usia padi yang dalam hitungan 20 hari akan panen malah diserang Hama Ulat.
Hama Ulat tersebut menyerang batang, sehingga berdampak terhadap pertumbuhan bahkan hasil panen yang dikhawatirkan menjadi berkurang.
Hama ini, kata Samsul (51) salah satu Petani yang bergabung dalam Kelompok Tani Paung Pugak Desa Pematang Guntung, sudah diatasi dengan menyemprot berbagai jenis racun, namun hama Ulat itu tidak kunjung hilang dan mati. Keluhnya, Jum’at (17/2/2023).
Lanjutnya, selain dipengaruhi hama, pertumbuhan padi mengalami gangguan sejak awal tanam, hal itu dikarenakan pupuk subsidi Urea sudah berkurang sehingga terjadi kelangkaan pupuk. Kondisi ini menjadikan petani semakin terbebani dan bisa mengalami kerugian besar. Pasalnya, modal untuk biaya tanam yang dikeluarkan tidak sesuai dengan hasil panen.
“Sulitnya memperoleh pupuk subsidi Urea itu sudah dialami setahun belakangan.” Ucapnya.
Ketua Kelompok Tani Paung Pugak Aminullah mengutarakan, banyak petani yang merasa sedih dan mengeluh akibat kesulitan mengatasi Hama Ulat. Ditambah lagi terjadi kelangkaan pupuk subsidi Urea. Seluas 42 hektar lahan yang ditanami padi mengalami kekurangan pupuk subsidi Urea dan terpaksa membeli di luar dengan harga “mencekik leher” mencapai Rp 500 ribu/satu sak ukuran 50 kg. Sedihnya lagi, pupuk tersebut juga sulit di peroleh. Kalau pun ada, petani tidak mampu membelinya.
“Pupuk subsidi itu sangat membantu para petani dengan harganya terjangkau. Untuk 1 karung pupuk subsidi Urea ukuran 50 kg, petani hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 150 ribu.” Ujarnya.
Untuk mengatasi dua permasalahan itu, Ucap Amin, sangat diharapkan bantuan Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten untuk mencarikan solusi dan mengatasi nya dengan segera.
Amin menambahkan, bahwa petani mengharapkan pemerintah dapat menstabilkan kembali harga gabah basah padi yang sebelumnya sudah mencapai Rp.6000/kg, kini malah berkurang menjadi Rp 5300/kg.
Sedangkan Nita Kios Pupuk Anugrah di Desa Pematang Guntung menjelaskan, bahwa Pupuk subsidi Urea tidak langka, akan tetapi para petani yang bergabung dalam Kelompok Tani Paung Pugak sering terlambat mengambil ke kios. Dari 28 petani, hanya 3-5 orang saja datang mengambil pupuk setiap masuk.
“Kios Pupuk Anugrah ini membawahi 6 Kelompok Tani. Sementara pupuk yang masuk dari distributor tidak sesuai dengan pesanan. Umpamanya, saya pesan 10 ton, yang datang itu hanya 5 ton. Sisa uangnya memang dikembalikan. Artinya, kebutuhan pupuk itu dua tahun belakangan ini memang sudah dikurangi sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan petani. Selain ada pengurangan, pupuk datangnya sering terlambat sampai 1-2 bulan. Ini juga menjadi kendala bagi Kios Pupuk untuk memenuhinya sesuai permintaan petani.” Bebernya.
Saat ini, lanjut Nita, Pupuk NPK yang mengalami langka, sedangkan Urea ada tapi jumlahnya berkurang.
Kadis Pertanian Sergai Dedy Iskandar SP yang dihubungi awak media via Wahtsapp terkait langkanya pupuk Urea dan Hama Ulat mengatakan, pihaknya akan melakukan pengecekan dan kordinasi dengan pihak Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.
Pewarta : Marwan