Pilkada Itu Soal Spirit Dan Nyali
Analis Politik
By : Irwansyah Nasution, S.H.,M.H.
Gedung Putih Batu Bara (28/10/2024).
Sumatera utara, mitratoday.com-
Pepatah mengatakan kalau kail panjang sejengkal, jangan laut hendak di duga kedalamannya.Sama halnya dengan politik yang dalam tak terduga siapa nantinya pemenangnya.
karena berlaku hukum menduga duga kemungkinan art of possible semua memang menjadi lumrah apalagi belum ada kepastian siapa yang akhirnya memenangkan pertarungan mendekati satu bulan masa pencoblosan oleh para pemilik hak suara di pilkada Batu Bara.
Jika kita set back kebelakang dari tiga kandidat pasangan Bupati dan wakil Bupati Batu Bara, maka dapatkah kita menyelami bagaimana tiga pasangan calon tersebut merintis kekuatan untuk memenangkan berdasarkan dua hal yakni sudut pandang nyali dan spirit.
Darwis yang di dukung partai Nasdem misalnya dengan modal pengalaman mengikuti pilkada sebelumnya, ia dengan yakin ikut menjadi peserta di Pilbup Batu Bara 2024 yang nyaris tak dapat mencalon karena dukungan partai belum mencukupi pada kala itu, namun akhirnya dapat memenuhi syarat pencalonan setelah dapat dukungan partai Demokrat dan mendapat nomor urut 1 di Pilbup Batu Bara.
Adapun Zahir nomor urut 3 yang awalnya di jagokan mengulang sukses kedua kalinya di Pilbup Batu Bara tiba-tiba tersandung dengan polemik hukum ,meskipun di dukung tiga partai yang di dominasi oleh partai PDIP, Partai Ummat dan Hanura.
Pada awalnya sudah mulai di bayang bayangi keraguan namun lambat laun mulai menemukan spirit on the track sehingga belakangan terlihat lebih bergairah mengikuti Pilkada.
Adapun Baharudin dengan nomor urut 2, dengan percaya diri tinggi sejak awal masa pendaftaran mampu membangun dukungan hingga delapan partai politik, baik parlemen maupun non parlemen.
Namun dalam perjalanannya Baharuddin terlihat kesulitan dalam membangun sinergi efektif dengan jumlah partai yang cukup besar dan pada akhirnya Baharuddin mampu membangun kekuatan kelompok masyarakat lintas etnis dan kelompok masyarakat lainnya, sehingga menimbulkan spirit dan energi baru dalam mengelola strategi mesin pemenangan dan lebih press .
Dari semua gambaran diatas terlihatlah oleh publik pasangan manakah yang mampu bertahan secara konsisten dan kuat menahan gejolak dan dinamika di internal, baik nyali maupun spirit untuk memenangkan pilkada.
Perlu disadari bahwa gerakan masing masing calon selama ini akan berdampak dan dapat mewarnai opini publik namun belum tentu mendapat dukungan.
Bahwa popularitas di perlukan, namun urusan elektabilitas belum tentu sebangun dengan keterpilihan Paslon, jika stamina bertarung Paslon melemah di masa mendekati pemilihan, dan itu sering terjadi karena menggebu di awal namun melempem pada saat waktu pertarungan sebenarnya di hari “H”.
Maka disini di perlukan konsisten Paslon, Nyali dan spirit menjadi sesuatu yang tidak boleh di biarkan melemah, dan itu akan membuat keropos benteng pertahanan sendiri menghadapi pertarungan sesungguhnya.
Saat ini publik akan terus menerus mengikuti gerak gerik Paslon, sambil melihat siapa yang paling konsisten menjaga stamina pertarungan.
Sesungguhnya untuk itu di perlukan siapa diantara mereka bernyali besar dan spirit yang terus terpompa secara stabil, semuanya akan terlihat di ujung pertarungan. 27 November 2024 mendatang.
Pengamat Sosial Politik dan Kebijakan Publik LKPI. Salam pranata