
Perbaungan,Mitratoday.com–Petugas Penertiban Pemakaian Arus Listrik saat melakukan Razia di setiap rumah di Kecamatan Pantai dinilai sangat meresahkan masyarakat Laporan yang diterima LSM Barisan Rakyat Anti Korupsi Kabupaten Serdang Bedagai menunjukan banyak konsumen merasa dicurangi dengan harus membayar denda bahkan Petugas meminta sejumlah uang karena pelanggan dituduh melakukan kecurangan arus listrik.
Hal itu disampaikan Ketua LSM Barisan Rakyat Anti Korupsi Ridwan SH saat menerima Laporan beberapa warga di ULP PLN Perbaungan, Rabu (18/11/2020).
Ridwan SH menjelaskan Seperti dilaporkan Salah satu pelanggan Amhar (56) Warga Dusun XII Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin dalam kasus ini mereka sekeluarga dibuat syok lantaran petugas P2TL mencabut meteran listrik dirumahnya lantaran dituduh mencuri arus listrik dengan cara menyambung kabel diterminal meteran listrik.
Selain masalah tuduhan pencurian arus listrik warga juga melaporkan tentang masalah tagihan rekening listrik yang cukup besar setelah disampaikan kepada pihak ULP PLN Perbaungan menyatakan bahwa denda tersebut dikarenkan pemakaian bulan bulanan sebelumnya tidak tercatat.
“Padahal menurutnya selama ini mereka tidak ada yang aneh dengan meteran listrik dirumahnya bahkan tagihan rekening listrik yang dibayar jumlahnya cukup normal sesuai ukuran 1200watt sementara itu keluarga pak Amhar dituduh mencuri arus listrik yang katanya ada kabel terpasang diterminal meteran selama ini yang biasa memperbaiki listrik ditumah pak amhar adalah petugas resmi PLN,”Ungkap Ridwan SH.
Sementara itu Jefri Anak kandung Amhar menceritakan pada jumat lalu (14/11/2020) lima orang petugas P2TL mendatangi rumah milik orang tuanya yang ditempatinya dengan alasan memeriksa meteran listrik.”Karena tidak curiga dia tidak mengawasi kerja para petugas P2LT Tak lama kemudian petugas tersebut menunjukan ada kabel tersambung diterminal meteran menurut petugas adalah tanda terjadinya pencurian arus listrik Petugas Lantas memaksa saya membubuhkan tanda tangan diatas surat berita acara yang intinya membenarkan ada usaha pencurian arus listrik,”Tandasnya.
Padahal Sambung Jefri sebelumnya Petugas P2TL juga melakukan razia dirumahnya namun petugas tidak menemukan tanda tanda kecurangan pencurian arus listrik saat memeriksa meteran listrik.
“Inikan aneh bang saat razia P2TL waktu lalu petugas tidak menemukan pencurian arus listrik dirumah saya tetapi kenapa kok sekarang Petugas P2TL menemukan ada kabel tersambung diterminalmeteran listrik inikan aneh selama ini kalau ada kerusakan listrik dirumah saya langsung memanggil petugas resmi PLN,”Katanya.
Herannya lagi kata Jefry setelah menemukan kabel terpasang di terminal meteran lalu salah satu petugas mengatakan bila masalah ini tidak dilaporkan kekantor mereka mengajak saya bekerjasama tetapi saya meminta mereka menemui orang tua saya karena ini rumah orang tua saya.
“Selama ini saya dan ayah saya merasa tidak pernah melakukan pencurian arus listrik yang dituduhkan P2TL kenapabpula kami harus membayar mereka (P2TL-red) ayah saya bersikeras tidak mau membayar uang yang diminta petugas karena kami tidak pernah melakukan kriminal,”Sebut Jefri.
Manager ULP PLN Perbauangan Nathan Sitohang ditemui dikantornya Selasa (17/12/1/2020) tidak bersedia menemui Awak Media Mitratoday bahkan ditunggu sampai pukul 17:00 Wib pihak security melarang awak media ini menemui Manager karena alasan sedang rapat.