Pembangunan Jembatan Desa Gedung Agung Terindikasi Tidak Menerapkan HOK
Bengkulu Selatan,mitratoday.com – Perihal Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan Desa Gedung Agung Kecamatan Pino Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu yang bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2022 merupakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk membiayai pembangunan dilokasi tersebut. Namun diduga dalam pelaksanaannya tidak mengacu kepada Undang – undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Pasalnya, Harian Orang Kerja dalam pelaksanaan proyek pembangunan Jembatan Desa Gedung Agung diborongkan dengan harga Rp 20.000.000 Juta. Untuk diketahui Pembangunan jembatan ini dikerjakan dengan dana Rp.106.000.000 Juta yang mana dananya bersumber dari DD (Dana Desa) bidang ketahanan pangan tahun 2022.
Secara buka-bukaan warga yang menjadi sumber berita ini menjelaskan dengan dana yang fantastis tersebut pekerjaan dinduga asal jadi.
“Pembangunan jembatan ini sangatlah mahal, bagaimana tidak pembangunan yang dilakukan sekedar lantai jembatan saja yang baru, dengan rabat dikit disamping jembatan. Kalau dinding besi dengan beton pinggir serta besi bawah jembatan itu sudah lama, sekedar dilakukan pengecatan saja,” ungkap sumber.
Warga (Sumber) yang mengerjakan menjelaskan, memang untuk lantai pihaknya menggunakan besi, namun besi yang di gunakan waktu pembangunannya kurang lebih 180 batang.
“Namun pihak Pemerintah Desa menyatakan bahwa besi yang kami gunakan 200 batang lebih, itu tidak ada. Sebab kami yang mengerjakan, kami tau berapa banyak material yang digunakan. Pada pembangunan ini kami tidak menggunakan splet, yang kami gunakan, krokos, pasir, semen, dan besi. Itulah material yang digunakan,” tutupnya.
Dengan adanya kejadian tersebut, Ketua LSM Kibar Kabupaten Bengkulu Selatan Hotma dengan tegas mengatakan, apabila temuan media benar, maka pihaknya selaku kontrol sosial akan lakukan investigasi kembali.
“Apabila hal ini benar terjadi dan dibuktikan dengan data hasil investigasi kita nanti, Pemdes ini akan di laporkan. Agar jangan menjadikan seolah-olah penggiringan opini ditengah masyarakat, sebab dengan adanya pekerjaan ini diborongkan patut kita menduga adanya manipulasi pelaporan nantinya pada HOK pekerjaan.” tegasnya.
Lanjut Hotma, pihaknya akan turun kembali dan apa bila benar kejadiannya begitu, Pemdes ini patut di duga mark-up dalam pengerjaan jembatan tersebut yang pengerjaannya sekedar pembuatan lantai jembatan, serta pengecatan.
Hingga berita ini diterbitkan konfirmasi dengan pihak terkait lainnya sedang diupayakan.
Pewarta : Julian