Kota Tegal, mitratoday.com – Penjabat (Pj) Wali Kota Tegal drg. Agus Dwi Sulistyantono, M.M., mengajak para pecinta karya sastra untuk mendorong dan mendukung kreativitas para penyair.
“Mari kita dorong dan dukung kreativitas para penyair,” ajak Agus Dwi saat menghadiri peluncuran antologi puisi berjudul “Jauhari” oleh Komunitas Negeri Poci Jakarta di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Tegal pada Sabtu, (2/11/2024).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua DPRD Kota Tegal, perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal, Ketua Dewan Kesenian Kota Tegal, para budayawan Tegal, dan para pecinta karya sastra yang hadir dari luar Kota Tegal dan luar negeri.
Melalui peluncuran buku ini, Pj. Walkot berharap Jauhari tidak hanya menjadi karya, tetapi menjadi inspirasi bagi banyak orang.
“Besar harapan saya, buku “Jauhari” ini tidak hanya menjadi sebuah karya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus berkontribusi dalam dunia sastra.
Saya mengajak hadirin sekalian, mari bersama-sama secara berkelanjutan mendukung dan mengapresiasi berbagai karya sastra Indonesia, khususnya karya yang lahir dari pelaku seni di Kota Tegal,” harap Agus Dwi.
Dirinya turut memberikan apresiasi kepada Komunitas Negeri Poci Jakarta yang berperan penting dalam mengembangkan dunia sastra.
“Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Komunitas Negeri Poci Jakarta. Komunitas ini hadir memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan dunia sastra.
Ruang terbuka yang diciptakan komunitas dari negeri poci setiap tahunnya dapat menghidupkan karya seni puisi agar senantiasa tumbuh berkembang di tanah air,” sambungnya.
Selain itu, Agus juga menyampaikan bahwa puisi adalah jembatan yang menghubungkan berbagai budaya, bahasa, dan pengetahuan.
“Puisi adalah jembatan yang menghubungkan berbagai budaya, bahasa dan pengalaman. Melalui karya-karya dalam buku ini, kita dapat merasakan keanekaragaman perspektif yang ada.
Hal inilah yang akan menambah khasanah wawasan kita. Adanya puisi dapat mengunggah kesadaran dan merayakan kehidupan yang mampu menyentuh jiwa.
Sehingga saya yakin dengan peluncuran antalogi puisi ini, kita dapat lebih menghargai karya sastra dan memperkuat cinta kita terhadap seni,” pungkas Agus.
Ketua DPRD Kota Tegal, Kusnendro mengatakan Kota Tegal yang terletak di dekat perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat memiliki kekayaan tradisi dan budaya yang sangat unik dan beraneka ragam.
Seperti Mantu Poci, Sedekah Laut, Moci Karo Ndopok (Cipok), Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan ini pihaknya mengapresiasi setinggi-setingginya kegiatan yang dilaksanakan oleh Komunitas Negeri Poci Jakarta sebagai upaya melestarikan budaya Tegal.
“Kegiatan ini dapat menjadi media untuk membantu animo generasi muda dalam mengali, mengenali dan memahami nilai-nilai budaya Tegal yang sarat dengan kearifan dan tata nilai yang khas,” harap Kusnendro.
Diketahui buku antologi puisi “Jauhari” ini adalah sebuah karya persembahan dari Komunitas Negeri Poci Jakarta yang diketuai Prof. Prijono Tjiptoherijanto.
Selain peluncuran buku, kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Komunitas Negeri Poci Jakarta yakni Temu Sastra, Diskusi, Puisi dan Lagu Pelataran Sastra Piek Ardijanto Soeprijadi sejak Jum’at (1/11) dan dilanjutkan di Gedung DPRD pada Sabtu (2/11/2024).
Dalam sambutannya, Prijono menyampaikan terimakasih kepada para pimpinan Kota Tegal yang selalu mendukung pelestarian budaya melalui karya sastra puisi.
Menurut sebelum kegiatan ini, pihaknya beberapa kali melaksanakan kegiatan peluncuran buku di Gedung DPRD. Namun saat wabah Covid-19, kegiatan tersebut berhenti.
“Ini pertama kali memakai gedung ini setelah Covid-19, launching buku ini dan diskusi. Kali ini agak berbeda karena ada teman-teman serumpun dari Malaysia.
Ini suatu hal yang sangat menarik karena ada teman-teman dari luar negeri yang hadir bersama-sama di sini. Terima kasih kepada Pak Pj. Wali Kota, Pak Ketua DPRD, dan segenap jajaran Pemerintah Kota Tegal yang hadir pada hari ini.
Mudah-mudahan melalui peluncuran ini, dapat menjadikan kita yang hadir disini untuk lebih mencintai budaya melalui karya sastra puisi,” ujarnya. (Hartadi)