Penulis : Ekdar Tella
Editor : Redaksi
Maluku,Mitratoday.com-Maraknya pemberitaan di media massa mengenai kekerasan seksual terhadap anak cukup membuat masyarakat terkejut. Kasus kekerasan seksual terhadap anak masih menjadi fenomena yang amat seram.
Hal ini disebabkan kebanyakan anak yang menjadi korban kekerasan seksual enggan melapor. Karena itu, sebagai orang tua harus dapat mengenali tanda-tanda anak yang mengalami kekerasan seksual.
Kekerasan seksual terhadap anak akan berdampak panjang, di samping berdampak pada masalah kesehatan di kemudian hari, juga berkaitan dengan trauma yang berkepanjangan, bahkan hingga dewasa.
Dampak trauma akibat kekerasan seksual yang dialami oleh anak-anak, antara lain: pengkhianatan atau hilangnya kepercayaan anak terhadap orang dewasa trauma secara seksual merasa tidak berdaya dan stigma.
Secara fisik memang mungkin tidak ada hal yang harus di permasalahkan pada anak yang menjadi korban kekerasan seksual, tapi secara psikis bisa menimbulkan ketagihan, trauma, bahkan pelampiasan dendam. Bila tidak ditangani serius, kekerasan seksual terhadap anak dapat menimbulkan dampak sosial yang luas di masyarakat.
Penanganan dan penyembuhan traumapsikis akibat kekerasan seksual haruslah mendapat perhatian besar dari semua pihak yang terkait, seperti keluarga, masyarakat maupun negara.
Oleh karena itu, didalam memberikan perlindungan terhadap anak perlu adanya pendekatan sistem, yang meliputi sistem kesejahteraan sosial bagi anak-anak dan keluarga,sistem peradilan yang sesuai dengan standar dan mekanisme untuk mendorong perilaku yang tepat dalam masyarakat agar bebas anak dari gangguan fisikologi. ungkap Rasyid
Seiring dengan perkembangan kekerasan seksual terhadap anak dan tindakan tidak terpuji yakni kekerasan terhadap anak di bawah umur di indonesia yang kian memuncak, (Peksos) pekerja sosial Penempatan Kabupaten Seram bagian Barat SBB kembali berikan sentuhan penyegaran dan literasi bagi anak di desa yang berbeda tepat Sabtu (21/12/19).
Selain memberikan bantuan berupa nutrisi dan perlengkapan sekolah, seperti sebelumnya, peksos juga langsung memberikan sentuhan penyegaran berupa permainan Sikososial kepada Klien anak korban maupun Saksi dalam ABH
Maksud dengan tujuan memberikan sentuhan penyegaran tersebut kepada anak untuk mengembalikan fungsi sosialnya, sehingga masing masing anak mampu mandiri dan berperan aktif dalam menjalani hari-harinya di lingkuangan tempat ia tinggal maupun di lingkungan bermasyarakat.
“Dalam hali ini orang yang selalu membawa pesan-pesan moral harus lebih mengutamakan pendidikan agamis kepada anak dan menesehati, memberikan pemaham yang lebih dalam mengenai hal-hal yang posotif demi membentuk karakter anak pasca kejadian yang di alami anak atau terhadap pengaruh lingkungan yang dapat menyebabkan sikologis anak terganggu atau anak merasa jika dirinya tertekan dan terkesan tidak merasa nyaman.”Ucap Rasyid.
Seiring dengan kegiatan sentuhan ini, Rasyid menghimbau agar para orang tua tidak semerta merta menjastis kesalah seorang anak dalam melakukan introgasi atau menggali informasi dari anak yang merupakan korban
“Kita berharap para orang tua lebih mengutamakan pendekatan dan hubungan emosional antara anak dan pengasuh, yakni orang dekat antara lain ibu atau ayah agar anak tetap slalu berada dalam kontrol orang tua.”tutup Rasyid.