Pasca Kekalahan Di Pilkada Kab Blitar Kepemimpinan Mak Rini Sebagai Ketua DPC PKB Mulai Di Sorot
Blitar,mitratoday.com- Pasca kekalahan Petahana pasangan Rini Syarifah – Abdul Ghoni dari Paslon Rijanto – Beky pada pilkada Kabupaten Blitar 2024 lalu menuai protes dari Pengurus Anak Cabang ( PAC ) PKB Kabupaten Blitar.
Salah satunya dari PAC Kecamatan Gandusari, menurut Ketua PAC Kecamatan Gandusari Muhtasori Justro menganalogikan Mak Rini yang memimpin PKB Kabupaten Blitar sama halnya sudah menyewa mobil dalam keadaan baik dan dikembalikan dalam keadaan rusak.
Rini Syarifah yang juga menjabat sebagai Bupati Blitar tidak pernah memimpin rapat atau mengadakan pertemuan dengan pengurus baik di tingkat PAC ataupun Ranting PKB Kabupaten Blitar.
Selama ini yang memimpin rapat ataupun pertemuan diwakili oleh Sekretaris DPC PKB Kabupaten Blitar, Muhammad Rifa’i. Pengurus PKB dibawah DPC menilai Rini Syarifah tidak pernah benar-benar hadir untuk membawa kemajuan untuk PKB Kabupaten Blitar.
“Ibaratnya sampai hari ini, rental mobil rusak baru dikembalikan tanpa tanggung jawab,” tegas Muhtasori.
Hingga saat ini, belum ada komunikasi dengan Pengurus PAC pasca kekalahan Rini Syarifah dalam Pilkada Kabupaten Blitar pada 27 November lalu. Ini bertolak belakang dengan keinginan pengurus PAC yang menginginkan penjelasan dari pucuk pimpinan PKB Kabupaten Blitar terkait kekalahan dalam Pilkada 2024.
“Sampai hari ini, kita ingin dipanggil dan dikumpulkan, apapun hasilnya. Kita tidak menuntut apa-apa karena hasilnya juga seperti itu,” ungkapnya.
Sejauh ini, Rini Syarifah dinilai tidak ada inisiatif untuk mengumpulkan para kadernya. Padahal para kader ingin dihargai dengan dikumpulkan dan hadirnya sosok pemimpin PKB selama ini.
Para PAC tidak memiliki pilihan lain, sebab untuk menjadi ketua DPC saat ini menjadi hak prerogratif DPP PKB. Oleh karena itu, para pengurus hanya bisa menjalankan dan bekerja secara maksimal untuk memenuhi ekspektasi pimpinan.
“Harapannya dipanggil untuk menata masa depan itu seperti apa,”tegasnya.
Muhtasori belum dapat menilai apakah Rini Syarifah masih layak untuk dipertahankan menjadi narkoda PKB di Kabupaten Blitar. Sebab pasca kekalahan dalam Pilkada, Ia harus keliling ke warga untuk meminta maaf pada orang-orang yang sudah dijanjikan.
Menurutnya, sebagai kader yang berhadapan dengan masyarakat justru menanggung resiko moral paling tinggi.
“Saya selama satu minggu, keliling meminta maaf kepada orang-orang yang sudah kita janjikan. Kalau saya itu tidak mengharap apa-apa sebagai kader tetap militan,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua PAC PKB Kecamatan Wlingi, Sayudi. Menurutnya, Rini Syarifah kurang dalam usaha membesarkan partai. Selain jarang mengadakan pertemuan juga minimnya akses komunikasi dengan pucuk pimpinan PKB.
Kesibukan sebagai Bupati Blitar, Mak Rini dinilai hanya sibuk dengan jabatannya. Sementara sebagai politikus Mak Rini dinilai kurang piawai. Ini terbukti tidak ada komunikasi yang jelas ke pengurus pasca kekalahan dalam Pilkada Kabupaten Blitar.
“Belum ada tanggapan sama sekali, yang jelas kami menahan sakit ini,” ungkapnya.
Sayudi menilai Mak Rini kurang meluangkan waktu untuk memimpin PKB Kabupaten Blitar. Ia akan melihat pasca tidak menjabat sebagai Bupati Blitar ini, akankan Rini Syarifah memiliki gairah untuk mengobati luka para pengurusnya setelah kekalahan dalam Pilkada.
“Kita akan lihat, setelah ini, setelah tidak menjabat sebagai Bupati Blitar, harusnya Mak Rini merubah dan mencari solusi untuk meredam ke bawah baik PAC dan Ranting PKB,” tegasnya.
Pengurus Anak Ranting (PAC) PKB Kabupaten Blitar menilai selama kepemimpinan Rini Syarifah sebagai Ketua DPC Kabupaten Blitar justru merusak PKB. Sebab sampai saat ini pasca kekalahan dalam Pilkada tidak ada komunikasi antara PAC dengan Ketua DPC PKB yang dinahkodai Mak Rini julukan Rini Syarifah.( Novi )