Blitar,mitratoday.com – Kegiatan di Pasar Wlingi hari-hari belakangan ini banyak menimbulkan Pro Dan Kontra serta keresahan, terutama dari para pedagang Glosir yang menjual Sayur mayur.
Hal ini terjadi semenjak Peraturan Jam Operasional Pasar Glosir atau Pasar Sayur Sore diubah yang tadi nya di buka mulai pukul 15.00 – 21.00 atau 22.00, lalu diubah menjadi jam 17.00 – 23.00 oleh Disperindag Kabupaten Blitar.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Panguyuban Pedagang Glosir Sayur Sore Pasar Wlingi, Suhud Jadmiko mengatakan dengan adanya perubahan jadwal jam operasional membuat para pedagang Glosir susah.
“Contohnya waktu transaksi kita jadi terlalu mepet, biasanya waktu transaksi kita berjualan 4 sampai 5 jam bahkan sampai 6 jam, ini cuma 2 sampai 3 jam. Kita penjual Glosir ini mempengaruhi komoditas atau harga jual, karena waktunya mepet. Biasanya kita bisa menahan harga kalau ada yang tawar, ini sekali orang tawar kita langsung jual,” kata Suhud.
Suhud Jadmiko sampaikan bahwa pihaknya ingin secepatnya pemerintah Daerah ambil sikap mengatasi hal tersebut.
“Karena beberapa hari lalu kita pernah diundang rapat dengan Dinas, tetapi sampai hari ini belum ada realisasi bagaimana nanti pemerintah Daerah secepatnya bisa mengakomodasi kami.” Ujarnya.
“Bukan kita saja yang pusing, kita juga pusing memikirkan warga sekitar yang terdampak oleh kemacetan panjang Sampai jalan raya hampir 2 kilometer, dan ini hampir setiap sore sejak di berlakukan jam operasi pada tanggal 1 Agustus kemarin,” jelas Suhud.
Ketika di tanya soal keinginan dari para pedagang, ia kataka sebenarnya bukan perubahan jam operasional, tetapi secepatnya dibuatkan pembagunan tempat berjualan yang layak atau relokasi.
“Karena sampai hari ini kita berjualan masih beratap langit, kalau hujan kehujanan, kalau panas kepanasan dan di dua lokasi di pasar sama di terminal. Apa layak terminal buat berjualan, kan sudah menyalahi aturan, tetapi tetap berjualan ,dengan tidak ada fasilitasnya, tapi tetap bayar pajak.” Tuturnya.
Pemerintah daerah sebenarnya diuntungkan dengan adanya pasar Glosir, karena Pasar Glosir terbesar di Blitar. Para petani sayur-mayur dari seluruh penjuru Blitar raya bahkan luar Daerah datang untuk berjualan disana menjajakan barang hasil buminya.
“Lalu tersebar ke seluruh Blitar raya, jika ini di olah dengan baik di management tata kelola yang baik dan benar, akan menjadi Pasar Kebanggaan Kabupaten Blitar.” Tandasnya.
Melalui Pesan Whatsap, Kepala Disperindag Kabupaten Blitar Eka Purwanta ketika di hubungi mengatakan, pihaknya sudah diberitahu kepala pasar terkait terjadinya antrian panjang kendaraan pedagang sayur pasar sore Wlingi.
Ia menyampaikan bahwa telah ada kesepakatan antara ketua paguyuban dan kepala pasar soal perubahan jam operasional pasar.
“Yang terjadi di lapangan kata pak mantri, pedagang obrok masuk dulu yang seharusnya jam 5 tapi karena sudah ada pembeli kemudian dilayani, sehingga mobil tidak bisa masuk,” jelas Eka.
Namun demikian ia akan mengevaluasi ulang persoalan ini baik dari petugas pasar, “Dan secara internal kami akan berbenah dan meningkatkan pengawasan kepada petugas sekaligus melakukan komunikasi dengan para pedagang atau koordinatornya. Kami akan lebih tekankan komunikasi,” pungkasnya.
Soal relokasi, sambung Eka, Disperindag telah merencanakan hal itu beberapa bulan lalu supaya pasar grosir sayur dipindah ke pasar hewan dimana sebelumnya sudah ditelaah bersama dinas peternakan dan saat ini sedang berproses.
“Mudah-mudahan dengan beberapa upaya, apakah anggarannya dari APBD atau pusat dan peran serta dewan bisa segera clear karena pasar sayur Wlingi ini termasuk iconnya Blitar,” tutupnya.
Pewarta : Novi