OTT KPK di Bengkulu: Amplop BB Bergambarkan RM dan Istri
Jakarta,mitratoday.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru-baru ini menggelar konferensi pers terkait dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan di Provinsi Bengkulu. Dalam konferensi pers tersebut, Asep Guntur, Direktur Penyidikan KPK, memberikan penjelasan terkait proses penangkapan dan pengungkapan jaringan pungutan yang melibatkan beberapa pihak.
Menurut Asep Guntur, saat tim KPK melakukan pemeriksaan, pihaknya mendapatkan informasi bahwa proses penangkapan tidak semudah yang dibayangkan. Salah satu tersangka yang sedang diburu, RM, sempat pergi ke arah padang atau tiga jam dari kota bengkulu. Pada saat KPK berusaha menangkap RM, diketahui bahwa dia tidak berada di tempat yang telah dipantau.
“Ketika tim KPK melakukan pengejaran, RM sempat pergi ke arah Padang, yang berjarak sekitar tiga jam dari Bengkulu. Kejar-kejaran sempat terjadi sebelum akhirnya RM berhasil ditangkap dan dibawa ke Polresta Bengkulu.” Kata Guntur.
Terkait dengan penggunaan rompi Polantas oleh RM saat penangkapan, pihak KPK menyatakan bahwa penggunaan rompi tersebut adalah untuk alasan keamanan dan sebagai bagian dari upaya kamuflase untuk menghindari deteksi.
“Hal ini menunjukkan kecermatan dan kesiapan tim KPK dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang dapat menghambat proses penangkapan.” Jelasnya.
Sementara itu, Pimpinan KPK, Alexander Marwata, mengungkapkan bahwa operasi ini sudah direncanakan sejak lama. Pihaknya telah melakukan penyelidikan dan pengumpulan bukti terkait rencana penyaluran uang yang dilakukan oleh RM.
“Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, seperti percakapan WhatsApp, terungkap bahwa uang yang dimaksud diperuntukkan bagi tim sukses yang akan mendukung RM. Dalam percakapan tersebut, RM meminta dukungan dari kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan memerintahkan untuk melakukan pungutan dari TPP (Tunjangan Penghasilan Pegawai) serta iuran dari pengusaha atau sponsor lainnya.” Bebernya.
Marwata menegaskan bahwa meskipun terdapat bukti yang menunjukkan adanya pungutan, hal tersebut tidak memiliki kaitan dengan politik atau partai tertentu.
“Tidak ada nuansa politis dalam operasi ini. Kami pastikan bahwa kejadian ini tidak ada kaitannya dengan partai politik tertentu,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, KPK juga memperlihatkan barang bukti (BB) yang ditemukan dalam operasi tersebut, termasuk uang yang disita serta amplop yang bergambar Rohidin Mersyah dan Isteinya yang saat ini juga menjabat sebagai anggota DPR RI. Penemuan amplop tersebut menambah berat dugaan keterlibatan beberapa pihak dalam skema pungutan ilegal ini.
Operasi ini kembali menegaskan komitmen KPK dalam memberantas korupsi di berbagai sektor pemerintahan, termasuk dalam pengelolaan dana publik. KPK juga menegaskan bahwa meskipun kasus ini melibatkan figur politik, tidak ada unsur politik yang bermain dalam OTT tersebut, dan pihak yang terlibat akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
Dengan adanya penangkapan ini, KPK berharap dapat memberi sinyal kuat bahwa praktik pungutan liar dan korupsi di tingkat daerah harus dihentikan, dan aparat penegak hukum akan terus melakukan tindakan tegas terhadap pelaku tindak pidana korupsi tanpa pandang bulu.(Rls).