Gerakan G 30 S PKI Bukan hanya sekedar peristiwa pembunuhan terhadap jendral-jendral Angkatan Darat (AD), melainkan juga gerakan yang meruntuhkan tiga kekuatan besar di Indonesia yaitu Jenderal-Jendral TNI Angkatan Darat yang Nasionalis mempunyai integritas kepribadian kuat, kekuatan Partai Komunis, dan Soekarno.
G 30 S PKI juga merupakan pertanda awal dimulainya era Desoekarnonisasi, yaitu kebijakan politik orde baru yang dipimpin oleh Soeharto sebagi agen dari korporasi barat dan kapitalisme global untuk memperkecil peranan. Kehadiran, dan pengaruh kuat Soekarno dari sejarah dan ingatan bangsa indonesia.
Desoekarnonisasi ditandai dengan dilarangnya buku-buku Soekarno beredar, penggantian nama stadion Glora Bung Karno menjadi stadion Utama Senayan dan digantinya nama punya Soekarnoputra di Papua menjadi puncak Jaya Wijaya.
Gerakan G 30 S PKI menjadi pertanda menancap nya Korporasi barat dan Kapitalisme global di Indonesia. Hal ini tercermin dalam UU Nomor 2 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Asing si Indonesia. Sejak saat itu Devlopmentalisme menguasai kereta kekuasaan di Indonesia.
Momen G 30 S PKI adalah mengenang sang Nasionalia sejati yang mencoba menyatukan dan membuat Indonesia menjadi negara Adidaya dengan konsep NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan Komunis).
Sebuah konsep yang sangat bertentangan dengan sejarah Negara-Negara maju yang sangat membenci adanya kesatuan dan penyatuan tugas kekuatan besar tersebut.
Bung Karno Saat itu berkeyakinan bahwa jika tiga kekuatan ini disatukan, maka akan menjadi kekuatan yang maha dahsyat. Karena belum ada sejarah di dunia yang dapat menyatukan tiga kekuatan besar ini kecuali di Indonesia.
Namun sayang, Cita-cita Soekarno menjadikan Indonesia sebagai Negara Adidaya karena adanya gerakan G 30 S PKI yang akhirnya membuat negara Indonesia tidak berdaya menghadapi Korporasi Barat dan Kapitalisme Global.
Hasyim Wahid adik mendiang Gus Dur menyebut G 30 S PKI sebagai skenario politik maha canggih Kapitalisme Global dengan menggunakan teori domino. Jika kekuatan PKI Hancur maka kekuatan Soekarno juga akan hancur.
Referensi : Buku Operasi Intelejen dan spionase Yahudi Di Indonesia karangan Drs Wibowo, dan Buku Telikungan Kapitalisme Global Dalam Sejarah Kebangsaan Indonesia, Karangan Hasyim Wahid dkk.