Mayat di Mutilasi Dalam Koper DiNgawi Ternyata Wanita Cantik Asal Bence Garum Blitar
Blitar,mitratoday.com – Tabir gelap mayat perempuan dalam koper yang ditemukan Kamis (23/1) lalu, akhirnya terungkap. Identitas korban pembunuhan keji itu adalah Uswatun Khasanah, 29, asal Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Ana, panggilannya, bekerja sebagai sales kosmetik.
Data yang dihimpun media, meski asal Blitar, Ana mengontrak rumah di Tulungagung. Korban diketahui seorang single parent (janda) cerai hidup dengan dua anak. Satu berumur 10 tahun, seorang lagi berumur 7 tahun. Hanya, Kedua anak almarhumah, tinggal dalam asuhan neneknya di Blitar.
Sebelumnya, Kamis (23/1), pukul 09.00 WIB, warga Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, digemparkan dengan penemuan paket misterius. Awalnya, ada warga yang melintas hendak membuang sampah. Kemudia, ia curiga melihat paket besar berwarna hitam. Penasaran barang itu didekati. Lantas coba diangkat. Rupanya, terasa berat kemudian ditaruh di tanah lagi.
Paket terbungkus plastik itu pun dibuka. Ternyata, berisi sebuah koper berwarna merah. Ketika coba diintip, dalam koper terlihat berbagai benda. Ada selimut putih, sepatu perempuan, dan sekilas bentuk tubuh manusia. Karena khawatir, warga bersangkutan menutup kembali koper itu. Ia kemudian melaporkannya ke pemerintah desa dan diteruskan ke polisi.
Setelah mendapatkan laporan warga, petugas cepat datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan identifikasi. Ternyata, kondisi mayat perempuan dalam koper tersebut tidak utuh. Hanya separo badan. Kuat dugaan korban mutilasi. Jenazah itu kemudian RSUD dr Soeroto Ngawi.
Nah, dari hasil identifikasi terungkap, korban bernama Uswatun Khasanah, kelahiran Blitar, 25 April 1995, beragama Islam, tinggi badan 152 sentimeter, kulit kuning langsat, status janda cerai hidup. Polisi sudah mendapatkan kepastian dari pihak keluarga. Ibu kandung korban bersama ayah sambung (tiri) korban dengan ditemani kepala dusun setempat, kemarin sudah datang ke Ngawi. Mereka memastikan jenazah itu adalah Ana.
Sebelum ditemukan meninggal, Ana sempat pulang menemui anaknya di rumah sang nenek di Blitar sekitar lima hari lalu (17/1). Saat itu, Ana membawa mobil Suzuki Ertiga putih. Korban kemudian berpamitan kepada keluarga untuk kembali ke Tulungagung. Setelah itu, handphonenya tidak bisa dihubungi, hingga kemudian muncul kabar duka tersebut.
Kuat dugaan, mobil Ertiga itu dibawa kabur pelaku pembunuhan. Kabar yang berkembang, pembunuan itu berlatar belakang asmara. Pelaku ada hubungan dengan korban. Lantas terjadi percekcokan hingga terjadi peristiwa memilukan itu. Bisa juga bermotif perampokan. Pelaku ingin menguasai harta benda korban, termasuk mobil Ertiga tersebut. Yang pasti, sejauh ini polisi masih bekerja untuk dapat mengungkapnya.
Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Joshua Peter Krisnawan kepada awak media mengatakan, pihaknya melakukan identifikasi, otopsi, hingga mengumpulkan barang bukti, Sejumlah barang bukti itu antara lain aksesoris yang melekat dalam koper saat ditemukan. Di antaranya gelang tali hitam dengan bandul dua lingkaran menyerupai emas, tali kuncir rambut di tangan kanan, rok hitam ukuran L, sandal merek Jungkut berpola Dior, hingga selimut garis-garis.
“Penyebab kematian korban akibat afiksia atau kekurangan nafas. Ini disebabkan terhambatnya jalan pernafasan, kemungkinan akibat cekikan atau potongan pada leher korban,” kata Joshua.
Untuk mengungkap siapa pelaku, jajaran kepolisian terus melakukan penelusuran. Termasuk rekaman CCTV yang berada di sekitar TKP. Namun, ada kemungkinan mutilasi terhadap korban dilakukan di luar Kabupaten Ngawi.
Sementara itu, dari penelusuran media sosial, korban sempat menuliskan narasi menyentuh untuk anak-anaknya. Ya Allah kutitipkan segala urusan anakku kepada-Mu. Kesehatan, rezeki, masa depan, hati, akhlak, kebahagiaan dan agamanya. Ya Allah berikan takdir terbaik untuk anakku, wujudkan harapan dan mimpinya di waktu yang tepat..
Lindungilah setiap langkahnya, jagalah dari ujung rambut sampai ujung kakinya dan wakafkan dia Tabir gelap mayat perempuan dalam koper yang ditemukan Kamis (23/1) lalu, akhirnya terungkap. Identitas korban pembunuhan keji itu adalah Uswatun Khasanah, 29, asal Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Ana, panggilannya, bekerja sebagai sales kosmetik.
Data yang dihimpun KabarBaik.co, meski asal Blitar, Ana mengontrak rumah di Tulungagung. Korban diketahui seorang single parent (janda) cerai hidup dengan dua anak. Satu berumur 10 tahun, seorang lagi berumur 7 tahun. Hanya, Kedua anak almarhumah, tinggal dalam asuhan neneknya di Blitar.
Sebelumnya, Kamis (23/1), pukul 09.00 WIB, warga Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, digemparkan dengan penemuan paket misterius. Awalnya, ada warga yang melintas hendak membuang sampah. Kemudia, ia curiga melihat paket besar berwarna hitam. Penasaran barang itu didekati. Lantas coba diangkat. Rupanya, terasa berat kemudian ditaruh di tanah lagi.
Paket terbungkus plastik itu pun dibuka. Ternyata, berisi sebuah koper berwarna merah. Ketika coba diintip, dalam koper terlihat berbagai benda. Ada selimut putih, sepatu perempuan, dan sekilas bentuk tubuh manusia. Karena khawatir, warga bersangkutan menutup kembali koper itu. Ia kemudian melaporkannya ke pemerintah desa dan diteruskan ke polisi.
Setelah mendapatkan laporan warga, petugas cepat datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan identifikasi. Ternyata, kondisi mayat perempuan dalam koper tersebut tidak utuh. Hanya separo badan. Kuat dugaan korban mutilasi. Jenazah itu kemudian RSUD dr Soeroto Ngawi.
Nah, dari hasil identifikasi terungkap, korban bernama Uswatun Khasanah, kelahiran Blitar, 25 April 1995, beragama Islam, tinggi badan 152 sentimeter, kulit kuning langsat, status janda cerai hidup. Polisi sudah mendapatkan kepastian dari pihak keluarga. Ibu kandung korban bersama ayah sambung (tiri) korban dengan ditemani kepala dusun setempat, kemarin sudah datang ke Ngawi. Mereka memastikan jenazah itu adalah Ana.
Sebelum ditemukan meninggal, Ana sempat pulang menemui anaknya di rumah sang nenek di Blitar sekitar lima hari lalu (17/1). Saat itu, Ana membawa mobil Suzuki Ertiga putih. Korban kemudian berpamitan kepada keluarga untuk kembali ke Tulungagung. Setelah itu, handphonenya tidak bisa dihubungi, hingga kemudian muncul kabar duka tersebut.
Kuat dugaan, mobil Ertiga itu dibawa kabur pelaku pembunuhan. Kabar yang berkembang, pembunuan itu berlatar belakang asmara. Pelaku ada hubungan dengan korban. Lantas terjadi percekcokan hingga terjadi peristiwa memilukan itu. Bisa juga bermotif perampokan. Pelaku ingin menguasai harta benda korban, termasuk mobil Ertiga tersebut. Yang pasti, sejauh ini polisi masih bekerja untuk dapat mengungkapnya.
Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Joshua Peter Krisnawan kepada awak media mengatakan, pihaknya melakukan identifikasi, otopsi, hingga mengumpulkan barang bukti, Sejumlah barang bukti itu antara lain aksesoris yang melekat dalam koper saat ditemukan. Di antaranya gelang tali hitam dengan bandul dua lingkaran menyerupai emas, tali kuncir rambut di tangan kanan, rok hitam ukuran L, sandal merek Jungkut berpola Dior, hingga selimut garis-garis.
“Penyebab kematian korban akibat afiksia atau kekurangan nafas. Ini disebabkan terhambatnya jalan pernafasan, kemungkinan akibat cekikan atau potongan pada leher korban,” kata Joshua.
Untuk mengungkap siapa pelaku, jajaran kepolisian terus melakukan penelusuran. Termasuk rekaman CCTV yang berada di sekitar TKP. Namun, ada kemungkinan mutilasi terhadap korban dilakukan di luar Kabupaten Ngawi.
Sementara itu, dari penelusuran media sosial, korban sempat menuliskan narasi menyentuh untuk anak-anaknya. Ya Allah kutitipkan segala urusan anakku kepada-Mu. Kesehatan, rezeki, masa depan, hati, akhlak, kebahagiaan dan agamanya. Ya Allah berikan takdir terbaik untuk anakku, wujudkan harapan dan mimpinya di waktu yang tepat..
Lindungilah setiap langkahnya, jagalah dari ujung rambut sampai ujung kakinya dan wakafkan dia dalam ilmu akhirat agar kelak bisa menjemput ku di pintu surga-Mu. Hasbunallah wanik’mal wakil. (Cln/Novi )