Maluku,Mitratoday.com-Peran pendidikan dalam sebuah pembangunan sangatlah penting. Karena pendidikan merupakan tolak ukur dalam kehidupan, baik daerah maupun nasional.
Jika peran pendidikan tidak diprioritaskan maka dampak yang akan dihadapi oleh daerah atau wilayah yaitu terjadinya krisis kepemimpinan serta sumber daya manusia yang tidak memiliki kualitas dalam segi legal formal.
“Sehingga hal tersebut menjadi sebuah hambatan terhadap pembangunan-pembangunan lain seperti pembangunan ekonomi, Kesehatan, Politik dan lainnya.”Kata Aswan, Minggu (19/07/2020).
Demi menolak lupa, Pemerintah Seram Bagian Timur Provinsi Maluku kembali di ingatkan bahwa saat ini Masih dalam duka. Duka Infrastruktur Pembangunan dan Sumber Daya Manusia.”Seperti keterpurukan Pendidikan, Dermaga, Inprastruktur Jalan Lingkar dan Lainnya.”Ujarnya.
“Potret Buram ini sudah sejak sekian lama di rasa, Rakyat seram Bagian Timur hidup dalam keterperukan, Anak-anak kita, Adik-Adik Kita, Saudara-saudara Kita dan Seluruh Warga Masyarakat SBT Selalu Menerima Nasib derita yang sangat mengancam Kehidupan.” Tambahnya.
Seperti di Sungai Ulil, ia sampaikan bahwa perbatasan antara Desa Tobo dan Desa Batuasa Kecamatan Werinama Kabupaten Seram Bagian Timur, Anak-Anak harus terpaksa berdaulat di tengah derasnya aliran sungai meski sangat begitu berbahaya dan mengancam nyawa.
“Seharusnya Pendidikan yang merupakan kebutuhan dasar Anak-Anak generasi indonesia dan Adik-adik Kita yang mempunyai semangat sekolah dan belajar yang tinggi demi mencapai masa depan yang cerah harus di kedepankan dan di perhatikan.”Ungkapnya.
Untuk merajut asa dan prasa dalam mengenyam indahnya bernegara, generasi yang berada di bangku sekolah terkadang harus menerima Nasib Seperti ini, berjibaku dengan keranya aliran sungai penghalang, meski nyawa mereka bisa menjadi taruhan ketika memaksa kehendak untuk ingin menyebrang melewati aliran air yang deras.
“Jika generasi di SBT adalah Figur yang sesungguhnya, Figur masa depan Bangsa dan Negara, semestinya mereka inilah yang pemerintah rawat dan pelihara, di berikan Pendidikan yang layak dan kesempatan untuk meraih Kesuksesan di masa depan.”Tuturnya.
Sementara itu, berkaitan dengan minimnya sarana dan prasaran berupa Dermaga sebagai kebutuhan masyarakat ia menjelaskan jika terkadang Masyarakat merasakan kesulitan di saat mereka hendak menjawab keperluan mereka.
“Akses penghubung antara kecamatan ke kecamatan sampai pada daerah sangatlah terbatas, apalagi di wilayah kepulauan seperti Pulau Panjang, Pulau Gorom dan Palua Watubela Kesui Teor.”Pungkasnya.
Kemhdian akses penghubung antara Pulau Seram Timur, SBT dari Siwalalat Hingga Kilmury semua mengalami hal yang sama di Kabupaten Seram Bagian Timur.
“Faktor inilah yang menjadi penghambat untuk proses berputarnya roda perekonomian, kesenjangan Pendidikan, Kesehatan dan Politik di Seram Bagian Timur. Belum lagi dengan Ketidak seriusan dari Pemerintah Seram Bagian Timur untuk melihat polemik yang terjadi di Daerah saat ini.”Terangnya.
Dari 15 Kecamatan di SBT, sebagian Masyarakat Belum tersentuh perhatian khusus sampai sekarang.”Walaupun sudah banyak Gelombang protes dari berbagai kalangan Pemuda, Mahasiswa dan Masyarakat yang sering kita dengar dan Melihat di lapangan. Seperti Save Kilmury, Save Pulau Panjang dan Save Wakate hingga Sampai Pada Aliansi lainnya. Semua itu semata-mata demi kepentingan Rakyat.”Tuturnya.
“Sampai Kapan Nasib Rakyat kita Seperti ini terus. Apa Lagi Yang Akan Kalian tawarkan untuk Masyarakat, Kebohongan apa lagi yang harus kalian sampaikan Kepada Masyarakat SBT,”Ucapnya dengan tegas.
Aswan Kelian yang merupakan Salah satu Putra SBT ini juga berharap agar Pemerintah Seram Bagian Timur peduli kepada Negeri tempat potong pusar. Pemda SBT bisa Membuka Mata Hati untuk turut merasakan Penderitaan Rakyat seperti yang saat ini mereka rasakan.
Tak hanya menolak lupa serta mengingatkan Pemerintah Seram Bagian Timur Bahwa Sampai Sekarang Masih Berduka. Melalui potret buram tersebut ia berharap Pemda SBT dapat memprosur persoalan itu.
“Semoga Pihak Pemerintah Seram Bagian Timur secepatnya menjawab Beberapa ketimpangan sosial dan potret buram yang sudah saya sampaikan.”Tutup Aswan Kelian.(ET).