Kompensasi Debu Perusahan Rp 10 Juta Tiap Perusahaan, Warga Harap Amanah & Jangan ada Indikasi Permainan
Pewarta : Efendi
Lahat,mitratoday.com-Debu yang dihasilkan truk angkutan batubara berdampak pagi warga yang bermukim dan beraktivitas di tepi jalan lintas Sumatera Selatan Kabupaten Lahat-Muaraenim.
Setiap perusahaan tambang batubara yang beroperasi di wilayah Kecamatan Merapi Timur dan Merapi Barat sepakat memberikan konpensasi debu setiap bulan. Uang kompensasi sebesar Rp 10 juta tiap bulan untuk satu perusahaan, dan akan disalurkan kepada warga yang terdampak kegiatan dari operasi tambang batubara.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, semua pihak terkait hadir dalam rapat yang membahas dampak debu tambang batubara di wilayah Kecamatan Merapi Barat dan Merapi Timur. Mulai dari semua pihak perusahaan terkait, Camat Merapi Barat, Camat Merapi Timur, Dinas Perhubungan, Kapolsek Merapi, Danramil Merapi, hingga Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Lahat.
Hasil dari pertemuan tersebut disepakati seluruh perusahaan, akan memberikan uang kompensasi sebesar Rp 10 juta per bulannya bagi setiap perusahaan yang akan diberikan melalui Persatuan Peduli Lingkungan, yang kemudian disalurkan kepada masyarakat terdampak. Penyerahan konpensasi juga harus disaksikan langsung oleh aparatur desa, perusahaan, dan tripika kecamatan.
Sejumlah warga terdampak debu di beberapa desa di sepanjang Jalan Lintas Sumatera selatan kabupaten Lahat-Muaraenim menanggapi datar hasil pertemuan tersebut. Menurut mereka pertemuan serupa sudah beberapa kali terjadi, dengan mengatasnamakan warga terdampak. Namun yang terpenting adalah realisasinya, harus sampai kepada warga terdampak yang setiap hari menghirup debu dari aktivitas pertambangan batubara.
“Kita liat saja realisasinya, sampai apa tidak kepada masyarakat.”Kata warga yang tidak mau disebutkan namanya.
Mengingat salah satu desa di Gedung Agung Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat tidak pernah menikmati kompensasi dari debu batu bara, malah yang ada warga menjadi tukang sapu di pinggir jalan lintas sumatera selatan lahat – muarenim.
“Bahkan menurut warag dari rapen yang tadi nya seratus ribu terus menerus turun hingga tiga puluh ribu,”ujar salah satu warga rapen.
Bahkan di ungkapakan salah satu warga kalangan inisial R dan M pernah 2 minggu menyapu jalan tidak pernah di gaji oleh pihak perusah yang bernaung di rapen.
“Kami berharap pihak perusahaan dan para pemangku kebijakan cepat tanggap dan peduli, jangan sampai kami mengisap debu sementra para penguasa tambang menikmatinya.”Ungkap Rudi perwakilan Karang Taruna Kalangan pada Minggu (9/8/2021).