Komisi IV DPR RI Tinjau Komoditas Unggulan Kabupaten Brebes

Brebes,mitratoday.com – Anggota Komisi IV ÐPR RI Alex Indra lukman meninjau kondisi tanaman pangan berupa Padi dan Bawang Merah di Desa Pende dan Desa Kradenan Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes. Padi dan Bawang Merah yang menjadi komoditas unggulan Kabupaten Brebes itu menjadi daya tarik tersendiri bagi investor. Karena untuk menciptakan harga pangan yang bernilai tinggi bagi petani, campur tangan investor diperlukan, tidak hanya pemerintah saja.
“Saya berkunjung ke Brebes dalam rangka membawa kawan-kawan pengusaha, untuk melihat potensi pertanian padi dan bawang merah,” ungkap Alex disela kunjungan di persawahan Desa Pende dan Tempat Penggilingan Padi di Desa Kradenan, Kecamatan Kersana, Brebes, Minggu (2/3/2025).
Alex menyaksikan persawahan di Brebes, kalau dari sisi tanam, sisi panen, sudah bagus, sudah prima. Namun saat ini ada instruksi presiden atau inpres tentang kewajiban pembelian harga gabah di tingkat petani minimal Rp6.500 per kilogram. Kewajiban itu berlaku bagi Perum Bulog dan penggilingan-penggilingan padi.
Inpres itu juga mengatur keleluasaan Bulog membeli gabah petani apapun kualitasnya sesuai Harga Pembelian pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilogram (kg). Regulasi itu juga memperkuat Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 14 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Bapanas No 2/2025 tentang Perubahan atas HPP serta Rafaksi Harga Gabah dan Beras.
Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP itu juga mengapresiasi atas Instruksi Presiden, terbukti telah dilaksanakan oleh seluruh instansi di Brebes. Terlihat mulai dari Bupati, Bulog, Dandim, seluruhnya bergotong royong melaksanakan instruksi presiden untuk menyerap gabah petani seharga Rp6.500,- dan beras senilai Rp12 ribu.
Ketika mengunjungi pengolahan padi, dia mencermati sangat membantu sudah melakukan dialog, sangat membantu untuk peningkatan penghasilan dan kesejahteraan petani. Sekarang Tengah diupayakan masuknya investasi untuk peningkatan daya cepat dalam pengolahan gabah menjadi beras.
Dia melihat masih ada kelemahan, bagaimana hasil panen yang begitu banyak membutuhkan hari yang begitu panjang, waktu yang begitu lebih panjang untuk mengolah dari padi atau gabah menjadi beras. “Sekarang cuaca lagi panas, tapi kalau saatnya musim penghujan, sangat merugikan bagi petani maupun bagi pengolahan jasa pengeringan.
“Tindaklanjut dari kunjungan ini, supaya ada investasi, jangan hanya bergantung pada pemerintah. Pemerintah cukup sebagai fasilitator dan regulator saja, di dalam hal ini dengan mempermudah investasi masuk ke daerah Brebes,” pungkasnya.
Bupati Brebes Hj Paramitha Widya Kusuma turut serta dalam kunjungan tersebut dan berdialog langsung dengan para petani Desa Pende maupun Desa Kradenan. Tampak dua investor yakni Yosep dan Raimon dari Vietnam dengan berbahasa asing berbincang juga dengan Bupati.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Furqon Amperawan menjelaskan, neraca pangan Kabupaten Brebes tercatat akhir Februari 2025 Produksi Gabah Kering Giling (GKG) diproyeksikan 34,862 ton, beras 22,395 ton, stok Bulog 6,077 ton, sehingga total ketersediaan 28,472 ton.
Dandim 0713/Brebes Sapto Broto menambahkan, pembelian padi oleh pemerintah seharga Rp6.500 dilakukan dengan dua cara yakni membeli dengan semua kualitas dan jumlahnya harus 3 juta ton setara beras.
“Itu tujuannya untuk menaikkan HPP dari petani itu lebih tinggi, sesuai dengan keinginan Presiden,” tandas Dandim.
Update data Program Percepatan Penyerapan Gabah/Beras Gudang Bulog Cimohong dan Gudang bulog Procot di wilayah Kodim 0713/Brebes sebagai berikut: Target Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 6.000 ton. Sedangkan Beras sebanyak 11.000 ton realisasi dari Procot dan Cimohong.
“Untuk update data Sabtu (1/3/2025) Pukul 18.00 WIB adalah GKP sebanyak 202,29 ton dan realisasi s.d hari ini 513,27 ton. Untuk Beras tambah hari ini 48,65 ton maka realisasi s.d hari ini sebanyak 1.392,75 ton. Sehingga persentase realisasi GKP 8,55 % dan realisasi BERAS 12,66 %.” tambah Dandim. (Hartadi)