Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Malang Kedepankan Prinsip Jas Merah Dalam Pelaksanaan Pokir
Malang,mitratoday.com – Dalam melaksanakan pokok-pokok pikiran (pokir) sebagai tugas utama legislatif, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Malang, Abdul Qodir mengedepankan prinsip Jas Merah alias tidak pernah melupakan sejarah.
Hal itu ditunjukkan Adeng, sapaan akrabnya, saat melaksanakan pokir yang didapat dari aspirasi rakyat semasa reses di wilayah Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yang sudah mulai berjalan. Prinsip tak ingin disebut ‘kacang lupa lanjaran’ betul-betul dia pegang, bukan sebuah pemanis belaka.
Dalam menghimpun aspirasi rakyat, pria yang menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Malang ini tak akan meninggalkan pengurus partainya di tingkat kecamatan dan desa. Mereka diberi peran untuk ikut mengawal.
Selain itu, Adeng juga mengenalkan kepada masyarakat di Dapilnya bagaimana skema piramida dilaksanakan. Skema yang bukan mempersulit, Adeng justru ingin memberikan edukasi kepada konstituennya agar lebih paham soal hirarki yang harus dijalankan.
Menurutnya hal itu dilakukan mengingat hingga sekarang dia tidak pernah lupa bisa sampai di titik ini karena PDI Perjuangan. Sebagai politisi, ia tentu akan memberikan pendidikan politik kepada rakyat.
Artinya dalam menyampaikan aspirasi, tidak boleh shortcut langsung kepadanya, namun ada tahapan berjenjang yang harus dipenuhi. Seperti disampaikan melalui Ketua Ranting atau Ketua PAC PDI Perjuangan dahulu.
”Selanjutnya para pengurus itu saya minta untuk melakukan verifikasi, apa yang diusulkan itu betul-betul sesuai kebutuhan masyarakat banyak atau hanya kebutuhan pribadi pengusul. Dengan begitu program yang saya perjuangkan betul-betul tepat sasaran,” jelas Adeng, Rabu (16/1/2025).
Dengan menerapkan pola semacam itu, ada beberapa poin yang ingin dia capai. Pertama, dirinya hendak menitipkan pesan moral bahwa dari tiap sen uang APBD yang keluar harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, sesuai asas kebutuhan masyarakat melalui program yang tepat sasaran.
Kedua, dirinya hendak menanamkan semangat juang kepada pengurus PDIP di bawah, di mana menurut Adeng, kenikmatan menjadi pengurus itu ketika jiwanya dipenuhi dengan pengabdian. Di situlah, ujarAdeng, para pengurus akan merasa hidup bahagia, karena membawa manfaat.
“Sebagai kader PDI Perjuangan, saya wajib mempedomani dedication of life Bung Karno, itu bukan hanya mengajarkan falsafah hidup tetapi juga sebagai pemantik. Bagi kita untuk berfikir bahwa di sinilah peran partai dalam memperjuangkan kepentingan rakyat sebagaimana saya petik dari pemikiran Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri lewat mentor politik saya Pak AB (Ahmad Basarah, Red),” jelasnya.
Mendedikasikan diri dan harus kerja keras, wajib hukumnya bagi Adeng yang sudah diberikan mandat sebagai penyambung lidah rakyat.
Meskipun belum satu lama menjabat, Adeng dapat dibilang konsisten memenuhi janji politiknya dalam menghimpun dan memperjuangkan aspirasi rakyat sampai pada tataran kebijakan.
Tak peduli walaupun dianggap baru kemarin sore berkantor di Gedung Panji, aspirasi rakyat yang dihimpun pria asal Kecamatan Dau itu melalui pokok-pokok pikiran sebagai wakil rakyat, tahapannya sudah mulai dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Malang.
“Pintu masuk pembangunan itu ada tiga. Pertama jalur teknokratik, kedua lewat jalur politik, dan ketiga lewat jalur musrenbang. Pokok-pokok pikiran, itu adalah pintu masuk pembangunan dari jalur politik, berasal dari aspirasi masyarakat yang saya himpun saat reses,” bebernya.
Terpisah, pendidikan politik dari Adeng benar-benar dirasakan Ketua PAC PDIP Karangploso, Gatot Pribadi. Dia memberikan apresiasi kepada Abdul Qodir yang telah memberi kepercayaan kepada dirinya untuk ikut menghimpun dan mengawal aspirasi masyarakat.
“Sejak Pak Abdul Qodir, menerapkan kebijakan pengusulan Pokir lewat PAC, saya tiba-tiba menjadi seperti orang penting. Banyak masyarakat dan tokoh masyarakat menemui saya hanya untuk menitipkan aspirasinya kepada Pak Abdul Qodir, ada kepala desa, kiai kampung, kelompok masyarakat, kepala sekolah pokoknya banyak deh,” bebernya.
Senada, Ketua PAC PDI Perjuangan Dau, Suwaji, juga merasakan perbedaan sejak kehadiran Abdul Qodir menjadi wakil rakyat. Suwaji pun merasa senang karena Adeng benar-benar menepati janji politiknya.
“Senang saja mas, karena hidup saya merasa dibutuhkan, bangga bisa berbuat untuk masyarakat,” ungkapnya.
Sama seperti Suwaji, kader PDI Perjuangan Dau lainnya, Dodik bilang, dirinya merasa gembira karena dilibatkan oleh Abdul Qodir untuk menghimpun aspirasi dari masyarakat.
“Sampai seperti dukun tiban, karena banyaknya masyarakat yang minta bantuan saya untuk memperjuangkan program yang diusulkan kepada Mas Abdul Qodir,” ujar Dodik. (*)