DaerahHeadlinejawa TimurMalang

Kenang Perjalanan Serta Semangat Hidup Romo Benny Susetyo, Keluarga Besar dan Sahabat Gelar Sarasehan

Malang,mitratoday.com – Dalam rangka mengenang perjalanan hidup Romo Antonius Benny Susetyo, Keluarga Besar dan para sahabat mendiang Romo Benny menggelar Sarasehan yang bertepatan dengan peringatan 100 hari wafatnya Romo Benny di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Jl. Sudanco Supriyadi, Sukun Kota Malang, Senin (13/01/2025).

Sarasehan mengenang Romo Benny Susetyo mengambil tagline “Merajut Persaudaraan Sejati, Menjaga Pancasila, Merawat Keberagaman: Romo Benny dari Titik Nol sampai Titik Akhir”. Acara sarasehan tersebut membagikan pengalaman perjalanan dan gagasan inspiratif Romo Benny bersama para sahabat, sejak dari titik awal perutusan di Situbondo (1996), di Malang, sampai akhir penugasan di Jakarta (2024).

Acara Sarasehan menghadirkan narasumber para sahabat Romo Benny semasa hidup. Seperti, KH. Noor Shodiq Askandar, Imam Muslich, Pdt. Chrysta Andrea, Pandita Dhammamitto Suyanto, RD J.C. Eko Atmono, Mohammad Djayusman, Sutomo Adiwijoyo .

Kordinator acara, Ari Nurcahyo mengatakan bahwasanya acara tersebut diselenggarakan dalam rangka mengirim doa dengan Misa Kudus untuk memperingati 100 hari wafatnya Romo Beni, serta mengenang perjalanan hidup, pengalaman, dan gagasan Romo Benny dalam menjaga kerukunan, keberagaman, dan menjaga Pancasila ketika menjabat Stafsus di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

“Menjaga perrsaudaraan sejati, lintas iman, lintas agama, dan kepercayaan, itu yang kemudian kita ingin, bukan hanya kita kenangkan. Tapi bagaimana itu juga selain kita mengenangkan, juga bagaimana kita membagikan kepada masyarakat luas terutama kepada orang muda, penerusnya Romo Benny untuk bisa meneruskan semua perjuangan dan cita-cita Romo Benny bersama para sahabat,” ujarnya.

Ari Nurcahyo menjelaskan bahwa sarasehan dalam rangka mengenang Romo Benny digelar di tiga kota berbeda. Yakni Situbondo, Malang, dan Jakarta.

Chapter Situbondo dipilih dikarenakan merupakan tempat dimana Romo Benny mendapatkan tugas sebagai Imam Katolik yang pertama. Kemudian Chapter Malang dipilih karena sebagai tempat kelahiran dan di Kota Malang juga Romo Benny bersama para sahabat mendirikan Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB). Dan Jakarta sebagai titik terakhir saat Romo Benny menjabat sebagai Staf Khusus Di BPIP.

“Kalau tadi titik 0 itu adalah Situbondo, titik akhirnya Romo ini kan di BPIP. Makanya Romo dalam seluruh hidupnya, perjuangan konsisten menjaga keberagaman, bagaimana menjalani persaudaraan sejati, menjaga Pancasila, dan kerukunan. Itu memang titik akhirnya di BPIP ketika dia pada saat itu terakhir meninggal di Pontianak,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ari Nurcahyo mengungkapkan bahwasanya keluarga besar Romo Benny bersama para sahabat, saksi mata, dan teman seperjuangan ingin agar perjalanan hidup yang telah di tanamkan dapat melahirkan sosok seperti Romo Benny baru.

“Yang ingin kita bagikan kepada umat Katolik, semua umat beragama di kota Malang dan juga nasional, pesan ini yang ingin kita sampaikan. Semoga kita bisa merawat atau melahirkan Romo Benny Romo Benny baru atau para Kiai-Kiai dan pendeta-pandita baru yang punya semangat untuk menjaga ini,” ungkap Ari Nurcahyo.

Berangkat dari kota Malang, Keluarga Besar Romo Benny bersama para sahabat akan berusaha menjaga kerukunan umat beragama dan toleransi, terutama disaat kondisi bangsa Indonesia seperti saat ini.

“Makanya Romo Benny dari titik nol sampai titik akhir, dia konsisten soal dengan perjuangan menjalin persaudaraan sejati, menjaga kerukunan, dan menjaga Pancasila,” terangnya.

Ari Nurcahyo juga mengutarakan bahwa setelah sarasehan akan dilanjutkan dengan penulisan buku bersama para sahabat Romo Benny yang akan merangkum semua pelajaran perjalanan Romo Benny bersama para teman, sahabat, para tokoh Malang, Jawa Timur, dan juga tokoh nasional.

“Nanti Insya Allah dalam 1000 harinya Romo Benny akan kita jadikan buku untuk merangkum semua pelajaran Romo bersama para teman sahabat seperjuangan. Jadi itu tiga chapter yang menggambarkan semua tiga babak perjalanan hidup Romo Benny dengan perjuangannya,” pungkasnya. (Aril)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button