Pasaman,mitratoday.com – Keberadaan Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) di Kampung Silang Empat, Nagari Cubadak Barat,Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat membawa angin segar bagi masyarakat umum khususnya masyarakat yang berada di Kecamatan Dua Koto.
Mengapa dikatakan membawa angin segar? Sebab sebelum adanya SPBU ini masyarakat di Kecamatan Dua Koto yang menjual BBM jenis Pertalite secara eceran harus melansirnya dengan sepeda motor dari Kecamatan Panti yang jarak tempuhnya lebih kurang 30 kilometer dengan menempuh jalan yang sangat terjal.
Namun setelah adanya SPBU yang dibangun oleh seseorang, masyarakat pedagang eceran yang berjualan di kampung-kampung pedalaman tidak lagi bersusah payah untuk menjemput BBM ke Panti, cukup membelinya di SPBU Silang Empat.
Tetapi dengan syarat mereka harus ada surat pengantar dari wali nagari setempat menerangkan bahwa yang bersangkutan memang benar pedagang BBM eceran untuk melayani kendaraan roda dua milik masyarakat yang berada di kampung-kampung pedalaman.
Lahuddin Hasibuan yang bertugas sebagai pengawas di SPBU tersebut kepada wartawan Minggu 20 Oktober 2024 mengatakan, bahwa pihaknya sebagai pengawas sangat toleran untuk melayani masyarat setempat selagi maksut dan tujuan masyarakat tersebut sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ada. Tetapi Bila tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku pihaknya akan tetap menolak.
Seperti beberapa waktu yang lalu, jelas Lahuddin menceritakan ada seorang oknum yang akan menopoli membeli BBM Pertalite secara jumlah besar di SPBU Silang Empat ini dan melarang pula pedagang eceran lain untuk membeli BBM pakai jirigen langsung ke SPBU ini.
Maksud oknum tersebut, kata Lahuddin dia menopoli pembelian BBM secara banyak agar semua pedagang eceran yang berada di kampung-kampung pedalaman membeli BBM kepada oknum dimaksud. “Saat itu saya langsung menolak keinginan oknum dimaksut,” tegas Lahuddin.
Lahuddin Hasibuan yang diketahui ber karakter tegas, namun mempunyai jiwa sosial yang tinggi saat itu juga mengatakan pihaknya tidak menginginkan cara-cara yang kurang baik seperti itu biarlah semua pedagang eceran membeli langsung ke SPBU, jelasnya. “Saat itu oknum tersebut sempat memberikan nada ancaman kepada saya, tetapi saya tidak takut,” tegas Lahuddin.
Selain oknum preman itu, kata Lahuddin ada juga oknum baju loreng yang melarang SPBU Silang Empat untuk tidak melayani pembelian memakai jirigen dengan tujuan oknum itu agar semua pedagang eceran membeli BBM melalui oknum baju loreng tersebut. “Ketika itu saya juga menolak,” kata Lahuddin.
“Karena tidak kita layani kemauan oknum baju loreng tersebut, dia juga mengancam saya untuk mengobrak-abrik apabila ada pembeli yang membeli BBM pakai jiregen. Saya bilang silakan obrak-abrik kalau berani, anda baju loreng saya juga punya baju loreng,” kata Lahuddin menirukan ucapannya kepada oknum baju loreng dimaksud. “Akhirnya mereka malu dan sampai sekarang dia sudah malu untuk mampir ke sini,” ujar Lahuddin
Bukan itu saja, tambah Lahuddin lagi, beberapa waktu yang lalu ada seorang oknum wartawan datang memasukkan proposal untuk biaya pembangunan kantor dan saya layani dengan baik. Saat itu saya kasih Rp 200 ribu. Tak lama berselang waktu, datang lagi oknum wartawan yang bersangkutan dan memasukkan proposal juga lagi, saya kasih Rp 50 ribu.
“Mungkin karena dirasanya hanya sedikit kurang banyak dan tidak diterima oleh yang bersangkutan lalu uang tersebut dititipkan di kedai kopi dekat SPBU minta tolong sama orang kedai kopi mengembalikannya kepada saya, ya saya terima,” kata Lahuddin.
“Jadi kadang kita berbuat baik pun, malah membikin orang sepele dan menganggap remeh kepada kita. Karena itu sekarang, kalau orang datangnya bagus, ya saya hargai,btapi kalau datangnya tidak baik ya sayapun tidak perduli,” tegas Lahuddin mengakhiri ceritanya.
Pewarta : Eddi Gultom
Editor : Desty Dwi Fitria