Kupang, NTT, mitratoday.com – 72 Tahun Indonesia Merdeka. Namun, yang dirasakan masyarakat Amabi Oefeto, sepertinya belum dikatakan merdeka. Alasannya, jalan raya utama yang dapat menghubungkan beberapa desa di Kecamatan Amabi Oefeto, dari Kelurahan Tuatuka – Kuanheum – Fatukanutu – Kairane – Niunbaun sampai hari ini sangat memprihatinkan.
Pada titik tertentu di saat musim hujan seperti ini, sekitar kelurahan Tuatuka Jembatan Noekele sebelum Puskesmas, sering tergenag air, begitu juga jalan masuk Desa Niunbaun, sepanjang jalan itu sangat tidak layak untuk dilalui kendaraan. Sedangkan, sampai hari ini seperti nya tidak ada sumbangsi dari PAD Kabupaten Kupang.
Lain halnya di Kecamatan lain, masyarakat sudah merasakan yang namanya merdeka, Jalan usaha Tani dan Jalan Utama sudah di aspal.
Melihat fenomena ini, seoalah-olah Amabi Oefeto bukan bagian dari Pemerintah Kupang, padahal PAD cukup besar jika ingin membangun secara merata, karena menguasai bahan baku pasar Oesao, tapi kenyataannya jalan Noekele jadi tempat kubangan babi.
Salah seoarang warga Ambi Oefeto yang dikonfirmasi wartawan via whatsapp (2/12), Ferdi Boimau SH, memprotes Pemerintah Kabupaten Kupang.
“Seharusnya, pemerintah Kabupaten Kupang bertanggung jawab dan punya andil besar untuk dapat memperbaiki jalan Utama AOF,” tandas Ferdi.
Jalan usaha Tani saja, lanjut Ferdi, sudah di aspal, sedangkan jalan utama yang seharusnya di prioritaskan malah ketinggalan dan sudah bertahun-tahun tidak pernah diperhatikan.
“AOF seperti di anak tirikan sedangkan kecamatan lain seperti di anak emaskan, jalannya sudah mulus dan diaspal semua, ada apa sebenarnya,” protes Ferdi.(Yustaf Siki)