Indahnya Pemandangan Di Pamuncak Desa Gadungan Blitar Akan Dijadikan Wisata Edukasi Konsep Agrowisata

Blitar,mitratoday.com – Panorama di Blitar banyak yang indah dan menawan dan ini yang masih banyak tempat tempat yang belum tersentuh oleh Pemerintah Daerah untuk di kembangkan menjadi tujuan wisata yang menarik.
Salah satu nya yang berada di Desa Gadungan Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar yang baru saja di namai Pamuncak Desa Gadungan lokasi yang sangat indah jika kita naik sampai ke puncak kita akan dapat menikmati pemandangan Gunung Kawi dan Gunung Kelud dari satu titik di Pamuncak ini.
Jika kita berada di Pamuncak kita akan melihat pemandangan yang sangat indah dengan suasana yang sejuk namun memang jalan menuju ke Pamuncak harus di buat sangat nyaman dan aman agar pengunjung senang karena saat ini jalan menuju ke sana masih ekstrim sekali.
Hal ini lah yang membuat Kelompok masyarakat (Pokmas) di Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, bersama Nusa Patrialink berencana mengembangkan kawasan tertinggi di wilayah tersebut menjadi destinasi wisata edukasi bernama Wisata Pamuncak.
Owner Nusa Patrialink, Iskandar, menyatakan bahwa pihaknya bersama Pokmas sepakat menjadikan lokasi ini sebagai wisata edukasi yang mengedepankan konsep agrowisata.
“Di sini kami akan mengembangkan kebun durian dan alpukat. Selain itu, akan dibangun beberapa spot menarik untuk menarik wisatawan dari Blitar maupun luar daerah,” ujar Iskandar, Selasa ( 18/02/2025 ).
Untuk mendukung rencana ini, akses jalan, listrik, dan air akan menjadi prioritas utama dalam pengembangan. Iskandar menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan anggaran yang cukup sehingga tidak ada kendala dalam merealisasikan proyek ini.
Selain pengembangan wisata, Kepala Desa Gadungan, Didit Setia Budi, menyatakan bahwa pihaknya juga berkomitmen menghidupkan kembali pertanian organik yang sempat vakum.
“Dulu kami sempat mengembangkan pertanian organik, tetapi terkendala pemasaran dan harga yang kurang kompetitif. Sekarang, kami ingin mencoba lagi dengan fokus pada tanaman kopi di bagian atas dan padi di bagian bawah,” ungkap Didit.
Sebagai langkah awal, desa akan memproduksi serta menjual pupuk organik. Sementara proses produksi masih dalam tahap pembelajaran, saat ini mereka mendatangkan pupuk dari Thailand untuk diuji coba.
Seorang pakar pertanian asal Thailand, Noppakaow, yang hadir dalam pertemuan ini, memberikan masukan penting terkait pemanfaatan pupuk agar hasil panen lebih maksimal.
“Blitar tidak memiliki kendala dari segi air dan tanah, yang penting adalah cara penerapan pupuk yang benar. Banyak yang hanya memfokuskan pupuk pada akar, sehingga nutrisi ke daun kurang maksimal. Akibatnya, meski berbuah, rasa buah kurang optimal, kulitnya tebal, dan bijinya besar,” jelas Noppakaow melalui penerjemahnya.
Dengan rencana ini, Desa Gadungan berharap dapat menciptakan kawasan wisata berbasis edukasi sekaligus meningkatkan potensi pertanian organik yang berkelanjutan.( Novi )