IKA Unisba Inisiasi Kampus Kerjasama Pengelolaan Hutan dengan KPH Blitar, Edukasi Mahasiswa dan Kesejahteraan Masyarakat
Blitar,mitratoday.com – Universitas Islam Balitar (UNISBA) Blitar pertama kalinya melakukan kerjasama pengelolaan hutan. Hal ini merupakan terobosan baru yang dibuat oleh civitas akademikanya.
Untuk menjadi perguruan tinggi unggul sebagai The Entrepreneurial University dengan menjunjung tinggi nilai-nilai islam. Kampus Unisba tahun melakukan terobosan fundamental dengan melakukan kerjasama pengeloaan hutan yang diinisiasi oleh Ikatan Alumni (IKA) Unisba.
Hal ini tentunya menjadi sejarah tersendiri untuk kampus Unisba yang menjalin kerja sama dengan Perum Perhutani KPH Blitar terkait pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan.
Kerja sama yang diinisiasi oleh Ikatan Alumni (IKA) Unisba Blitar tersebut diawali dengan penandatangangan MoU alias nota kesepahaman di kampus Unisba Blitar Selasa (8/10/2024).
Berikutnya, tim masing-masing pihak akan merumuskan teknis kerja sama dua lembaga tersebut. Rumusan yang melibatkan Unisba sebagai akademisi dan KPH Blitar praktisi dibidang masalah hutan tentunya akan menjadi sebuah formula dan konsep baru dalam pengelolaan kawasan hutan.
Rektor Unisba Blitar, Dr H. Soebiantoro MSi, menyampaikan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu dan mendukung MoU antara Unisba Blitar dan Perum Perhutani KPH Blitar. Terutama IKA Unisba yang bisa menjembatani dan membantu kerjasama yang bersejarah dan baru pertama kali ini dilakukan oleh Kampus Unisba.
Soebiantoro juga meyakini bahwa kerja sama ini akan memberikan dampak positif. Tidak hanya di lingkungan akademik, tapi juga bagi pengelolaan hutan dan masyarakat, khususnya di sekitar hutan. Karena bidang masing masing akan saling memberikan support dan masukan.
“Terima kasih atas masukan-masukan dari IKA Unisba Blitar maupun Perhutani sehingga MoU ini bisa diwujudkan. Kami yakin niat baik ini akan menghasilkan hal-hal yang baik pula,” katanya.
Pak Bin panggilan akrab Soebiantoro juga sangat mengapresiasi dengan kerjasama ini karena merupakan kesempatan yang bagus sebagai sarana untuk latihan entrepreneur mahasiswa. Utamanya bisa membawa nilai tambah dan profit.
Di lokasi yang sama, Administratur Perum Perhutani KPH Blitar Ir Joko Siswantoro mengungkapkan, MoU ini merupakan tindak lanjut pertemuan-pertemuan sebelumnya dengan civitas academica Unisba Blitar.
Menurutnya MoU tersebut masih bersifat global dan harus ditindaklanjuti dengan perjanjian kerjasama (PKS) terkait pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan yang lebih detail.
“Dalam MoU ini belum sampai pada teknis pemanfaatan lahan. Karena itu, setelah ini kami berharap ada tim teknis dari Unisba Blitar yang merapat dan membahas konsep pengelolaan lahan,” jelasnya.
Joko bersyukur Unisba Blitar bersedia menjadi mitra Perhutani dalam mengelola kawasan hutan. Sebab, kawasan hutan yang ada dalam naungan KPH Blitar lebih dari 32 ribu hektare. Tidak hanya di Kabupaten Blitar, tapi sebagian ada di wilayah Kabupaten Tulungagung dan Malang.
Karena itu, pihaknya berterima kasih dan berkomitmen untuk mengawal kerja sama tersebut dan melakukan pendampingan di lapangan.
Sementara itu, Ketua IKA Unisba Blitar, Mohammad Trijanto SH MM MH Cme SpPtn menambahkan, kerja sama ini merupakan sejarah bagi Unisba Blitar dan Perum Perhutani KPH Blitar.
“Ini adalah lompatan sejarah bagi Unisba, karena bisa melakukan MoU kerjasama dengan KPH Blitar,” Ujarnya.
Trijanto berharap para pihak menjaga komunikasi yang selama ini sudah terbangun dan bisa merealisasikan MoU tersebut. Karena dirinya sangat yakin bahwa konsep akademisi yang didukung oleh praktisi akan melahirkan sebuah karya yang bagus dalam pengelolaan kawasan hutan.
“Jangan sampai ini hanya sebatas perjanjian yang telah ditandantangani saja. Harus dieksekusi sehingga bisa membawa manfaat di lingkungan akademik, Perhutani, dan masyarakat, karena ini adalah lompatan sejarah yang diinisiasi oleh alumni Unisba,” tegasnya.
Trijanto menegaskan, para pihak harus menjaga komitmen pengelolaan kawasan hutan.Sejalan dengan hal itu, harus ada pendekatan-pendekatan yang lebih luwes untuk memudahkan kerja sama tersebut.
“Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif (KKPP) itu masa kerja samanya lima tahun, tapi proses perizinannya harus sampai pusat. Kalau PKS dengan KPH Blitar hanya dua tahun, tapi prosesnya cukup di lokal. Ini tentu lebih cepat bisa ditindaklanjuti, toh kerja sama itu juga bisa diperpanjang,” harapnya.
Menurutnya, kerja sama ini mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam menyiapkan generasi muda yang siap membangun daerah dan negaranya.
Sebaliknya, Perhutani juga mendapat banyak manfaat pengetahuan dari perguruan tinggi melalui para pakarnya.
“Kerja sama ini merupakan solusi yang saling menguntungkan. Kami rasa layak untuk diadopsi secara nasional,” pungkasnya.
Pewarta : Novi
Editor : Desty Dwi Fitria