DaerahHeadline

Harga Komoditas Pertanian Jatuh, Ini Saran Bupati Malang

Kabupaten Malang, Mitratoday.com – Cabai dan bawang merah di Kabupaten Malang sudah memasuki masa panen bulan ini. Namun, harga kedua komoditas unggulan itu jatuh sehingga tak sesuai harapan petani.

Harga cabai rawit masih sebesar Rp 9 ribu di tingkat petani, sementara di Pasar Mantung, Pujon, Kabupaten Malang, harga cabai rawit mencapai Rp 12 ribu. Harga bawang merah lokal sebesar Rp 12 ribu tingkat petani, di Pasar Mantung sebesar Rp 18 ribu per kilogramnya.
Bupati Malang Rendra Kresna mengharapkan, petani bisa mengakses informasi harga pangan secara cepat dan akurat.
Sangat wajar, kata Rendra, usai panen awal dengan banyaknya suplai, menjadikan harga komoditas, seperti cabai dan bawang merah turun.
“Kepada para gapoktan seringlah berkoordinasi mengenai harga pangan. Khususnya saat ini bawang merah yang sedang anjlok harganya, kendalanya pasti usai panen tanaman apapun itu apakah padi, kentang ataupun budidaya ikan ketika waktunya panen raya harga pasti akan terjun bebas,” ujar Rendra usai panen raya bawang merah di Ngantang, Kabupaten Malang, Sabtu (23/9).
Turunnya harga, lanjut Rendra, adalah persoalan klasik yang selalu terjadi usai panen raya. Hingga para petani putus semangat dan meninggalkan profesinya untuk menggarap lahan.
“Makanya perlu interkonektifitas, dengan mengirimkan komoditas yang dipanen kepada daerah yang tengah membutuhkan. Misal di sini (Malang) panen, belum tentu luar Jawa tersedia dan bisa dikirim ke sana, sehingga akan berimbang antara penawaran dan permintaan,” beber Rendra.
Menurut Rendra, perlu segera dilakukan sebuah terobosan, mengatasi persoalan klasik dengan turunnya harta komoditas usai panen raya. Salah satunya dengan mendirikan resi gudang, dimana bisa digunakan menampung hasil panen.
“Nanti saat permintaan besar dan harga tinggi, stok bisa dikeluarkan sehingga tidak merugikan petani,” terang Rendra.
Bupati turut mengajak petani aktif berkoordinasi dengan Bulog serta perbankan dalam mengatasi jatuhnya harga komoditas yang dipanen.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan (Distabun) Kabupaten Malang Nasri Abdul Wahid menyatakan, Kabupaten Malang memiliki kawasan bawang merah seluas 5.222 hektare, dari jumlah itu, 1.600 hektare berpusat di wilayah Ngantang.
“Kami setiap tahun surplus, tahun kemarin sampai 26 ribu ton. Panen sekarang rata-rata produksi mencapai 8,3 ton hingga 10 ton per hektarenya jika tidak terjadi serangan hama,” beber Nasri terpisah.
Menurut dia, mengacu kepada arahan Bupati Rendra Kresna, sangat penting adanya resi gudang untuk menjadi penampung usai panen. Pihaknya juga menggandeng perguruan tinggi dalam mengatasi pasca panen untuk menghasilkan produk olahan.
“Kami ada 300 lebih Gapoktan dan hampir 1.700 kelompok tani. Jika pasokan tinggi pastinya menpengaruhi harga, makanya kami mengajak akademisi, mahasiswa untuk menciptakan dan menerapkan teknologi mereka mengolah hasil panen,” beber Nasri.
Tahun 2016, Kabupaten Malang mendapatkan bantuan kawasan bawang merah dari pemerintah pusat untuk 150 hektare. Mulai dari sarana dan produksi hingga benih batu ijo yang kini menjadi andalan.
Tahun ini (2017), bantuan kembali diberikan untuk kawasan seluas hampir 120 hektare. “Kita cabe dan bawang merah paling potensi,” ungkap Nasri.
Laporan : Bambang Sigit
Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button