Mitratoday.com – Garuda Nusa Youth Action (GNYA atau Garuda Nusa) merupakan wadah aktualisasi para pemuda untuk memberikan kontribusi di daerah perbatasan Indonesia.
Gagasan besar membentuk GNYA dicetuskan Anton Agus Setiawan, Alumni Program Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) angkatan 7 wilayah Malang. Kehadiran GNYA berawal dari pembinaan BAKTI NUSA “Marching for Boundary (MfB)”.
MFB adalah kegiatan pengabdian masyarakat di daerah perbatasan Indonesia atau dikenal dengan wilayah 3T (terluar, termiskin, tertinggal). Secara umum, GNYA melakukan program-program pemberdayaan dalam bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, ekonomi pariwisata, dan promosi digital dengan kolaborasi para pemuda dengan berbagai latar belakang pendidikan dan profesi.
Berada di wilayah 3T mampu membuka mata kami, para mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi negeri di kota-kota besar. Melihat banyak sekali keterbatasan fasilitas pendidikan dan jumlah tenaga pendidik di sejumlah sekolah di sana, membuat miris hati kami. Tak sedikit guru honorer di sekolah-sekolah tersebut yang mengundurkan diri atau memilih untuk mengajar di daerah perkotaan. Namun, di sisi lain, para siswa di daerah tersebut juga membutuhkan tenaga pendidik dengan dedikasi dan kompetensi yang mumpuni. Dengan demikian, mereka dapat mengejar ketertinggalannya.
Selain melihat masalah pendidikan, GNYA juga menyasar potensi daerah. Kami melihat apa yang dapat dikembangkan di suatu daerah sehingga bisa mengangkat taraf ekonominya. Demi menyambung putusnya mata rantai kebutuhan tersebut, GNYA hadir untuk pertama kali di Desa Terong, Belitung. Di sana, kami menjalankan program pengolahan sampah cinderamata yang bernilai jual tinggi.
Program-program GNYA berfokus pada pemberdayaan masyarakat sesuai karakter dan potensi lokal yang dimiliki di lokasi penempatan. Selama kurang lebih dua tahun bergerak, GNYA sudah melaksanakan kegiatan di tiga lokasi penempatan. GNYA#1 mengangkat potensi lokal UMKM mengolah sampah cinderamata bernilai di Desa Terong, Belitung. Program besar GNYA#2 adalah workshop pengelolaan media sosial untuk membantu promosi wisata di Desa Sasak Ende, Lombok. Sementara GNYA#3 menghelat workshop pemanfaatan e-commerce untuk penjualan produk UMKM di Desa Tenganan, Pegringsingan, Bali.
Hingga kini, Garuda Nusa telah membuat empat Pojok Literasi dan Kreasi. Selain itu, komunitas ini telah membantu menyalurkan dana ratusan juta rupiah dari donatur ke UMKM dan masyarakat di lokasi pengabdian. Garuda Nusa juga memberikan beasiswa kepada siswa-siswi SD hingga SMA.
Program GNYA telah berjalan dalam empat batch. Kegiatan paling baru dari GNYA #4 telah dilaksanakan pada 27 Juni hingga 7 Juli 2022 di Desa Nelayan Warloka Pesisir, Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Garuda Nusa sejatinya merupakan wadah bagi para penggiat kemanusiaan untuk bergabung dan menghimpun sumber daya. Dengan demikian, aktivitas mereka terasa manfaatnya bagi saudara sebangsa di wilayah termiskin, terluar, dan tertinggal di Indonesia. Garuda Nusa terdiri dari anak muda dari lintas disiplin ilmu dan lintas provinsi dengan usia 15—35 tahun. Hingga kini, sudah lebih dari 3.000 pemuda yang turut terlibat dalam kegiatan pengabdian kemanusiaan GNYA. Mereka digerakkan oleh anak-anak muda dengan berbagai latar belakang pendidikan dan profesi.
Indonesia masih membutuhkan para pemuda untuk membangun dan melunasi janji negeri ini kepada rakyatnya. Masih terngiang teriakan Bapak Proklamasi Indonesia, Soekarno, “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia!” Karenanya, kami mengundang seluruh pemuda Indonesia untuk turut berkolaborasi dalam Garuda Nusa. Kolaborasi sangat dibutuhkan untuk membesarkan sebuah gerakan kebermanfaatan. Untuk mengakses informasi lebih lanjut, sila kunjungi Instagram @garudanusa.id. https://www.instagram.com/garudanusaid/