Blitar,mitratoday.com – Mohammad Galang Satria Dijagad akan mengikuti lomba karya ilmiah internasional bertajuk Global Youth Summit (GYS) yang dihelat di Kota Can Tho, Vietnam. Galang bersama dengan tiga orang temannya akan ikut kontestasi karya ilmiah internasional untuk tingkat SMP.
Anak kedua dari pasangan Mohammad Trijanto dan Novi ini akan mengangkat permasalahan limbah kotoran ayam petelur yang akan dirubah menjadi pupuk semi organik yang sangat bermanfaat bagi tumbuhan.
Sebelum mengikuti Global Youth Summit ini, Galang memang sudah melakukan kajian terhadap banyaknya limbah kotoran ayam. Galang bersama dengan tiga orang temannya melihat persoalan limbah kotoran ayam ini sangat menyengat dan mengganggu karena bau yang menyebar saat kotoran ayam hanya ditumpuk dan dibiarkan.
Berangkat dari limbah kotoran ayam serta pencemaran udara akibat bau yang dikeluarkan itu, Galang Satria Dijagad dan tiga orang rekannya yang mencoba mencari solusi alternatif salah satunya mengubah limbah kotoran ayam menjadi pupuk semi organik. Hal ini sekaligus sekaligus menyajikan alternatif solusi untuk mendukung green economic.
Galang saat di temui mengatakan bahwa orang luar tahunya Kabupaten Blitar itu sebagai daerah penghasil telur terbesar. Hanya sedikit yang ngerti ada masalah sosial yang sering terjadi. Terutama masalah bau kotoran dari setiap peternakan ayam petelur.
“Hal yang sepele tapi sangat mengganggu saat warga di sekitar peternakan mencium bau kotoran ayam yang menyengat. Selain itu pada musim musim tertentu kotoran ayam mengundang banyak lalat yang kemudian lalat tersebut menyebar kerumah rumah warga yang bisa mengakibatkan penyakit. Dan hal ini salah satu sebab permasalahan sosial yang tidak kita ketahui di masyarakat,” ujar Galang, sembari membolak-balik materi karya ilmiah yang rencananya dipresentasikan pada event GYS di Vietnam pada akhir Juli nanti.
Galang juga menjelaskan bahwa Kabupaten Blitar sebagai penghasil komoditas telur terbesar, ada puluhan ton kotoran yang dihasilkan dari produksi telur tersebut tiap hari. Sayangnya, pengelolaan limbah tersebut belum tergarap secara optimal
Hal ini diketahui Galang dan rekan-rekannya setelah melakukan penelitian sederhana melibatkan peternak, pemerintah daerah, hingga petani di Blitar Raya.
“Dari hasil observasi kami, hanya sebagian kecil saja yang sudah memanfaatkan atau mengelola limbah kotoran ini,” katanya.
Berangkat dari fakta tersebut, para remaja ini kian mantap mengusung tema pengelolaan limbah kotoran ayam sebagai sarana untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Mereka berkonsultasi dengan sejumlah profesional yang memiliki kapasitas untuk menemukan alternatif solusi di bidang peternakan ini.
“Untungnya ada Om Alam Galih Wicaksono dari IPB dan Om Bahar Pandu dari UGM yang sangat sabar menjawab pertanyaan dan membantu kami menemukan solusi dari permasalahan limbah kotoran ayam,” ujarnya.
Dari konsultasi sekitar tiga bulan, akhirnya ditemukan beberapa alternatif pemecahan masalah. Di antaranya, memanfaatkan limbah tersebut sebagai pupuk.
“Tapi, ini tidak murni pupuk organik. Kami menyebutnya dengan istilah pupuk semiorganik, jadi ada beberapa komponen tambahan yang kami gunakan. Awalnya, pupuk organik produksi kami tidak bisa diterima oleh sebagian besar petani karena efeknya lambat,” Jelas Galang.
Galang menyampaikan terima kasih kepada banyak pihak yang mendukung penelitian tersebut. Tak terkecuali kepada orang tua yang memberinya izin dan mencukupi semua akomodasi selama di Vietnam nanti.
Kepala SMPN 1 Kota Blitar Julianto menegaskan, event internasional ini akan menjadi pengalaman berharga bagi lembaga pendidikan dan pemerintah daerah.
“Ini jelas memberikan warna yang berbeda untuk SMPN 1 Kota Blitar. Selain itu, event internasional ini tentu memberikan pengalaman dan memperluas cakrawala pengetahuan siswa,” VGkatanya.
Pihaknya juga menyampaikan apresiasi kepada para wali murid yang memberikan dukungan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Menurut dia, hal ini menjadi energi yang positif untuk siswa dan wali murid di SMPN 1 Kota Blitar.
“Rencananya GYS 2025 digelar di Indonesia, tepatnya di Kota Blitar. Mudah-mudahan event Asia Pasifik ini benar-benar bisa dilaksanakan di Blitar tahun depan.
Pewarta : Novi