Blitar,mitratoday.com – Lomba burung Wali Kota Blitar Cup ke VIII yang diselenggarakan di Pasar Burung Dimoro pada Minggu (21/08/22) sempat terjadi kericuhan.
Peristiwa ini terjadi diduga karena juri dianggap curang oleh peserta dalam hal penilaian saat berlangsung di klas burung murai.
Dalam unggahan vidio yang berdurasi 29 detik ini seorang peserta memprotes hasil penilaian oleh dewan juri.
Merasa dirugikan dewan juri pria bertubuh tambun ini melampiaskan kejengkelannya dengan menendang – nendang tangga panjatan di arena kontes.
Setiawan salah warga yang menyaksikan kejadian ini menuturkan, keributan itu terjadi menjelang sore hari. Awalnya lomba yang membawa nama Wali Kota Blitar berjalan lancar, dan tidak ada protes dari peserta.
Namun, giliran di klas kontes bergengsi seperti jenis burung anis merah, anis kembang, di klas inilah yang paling dianggap paling rawan.
“Ya saat itu yang saya lihat setelah ada hasil penjurian di klas ini, tiba tiba ada salah satu yang mungkin itu adalah pemilik burung berteriak teriak tidak puas karena burung tidak bekerja, orang ini lalu masuk ke arena gantangan sambil menendang tangga panjatan,” ujarnya.
Dengan kejadian ini otomatis juga mengundang perhatian peserta lainya, keributan yang terjadi di lokasi gantangan pasar burung Dimoro.
Untuk menghindari keributan, peserta sempat dihalau oleh panitia. Karena dikawatirkan peserta yang tak puas atas keputusan dewan juri bertindak anarkis terhadap dewan juri, maka peserta ini dihalau keluar arena.
Perlu diketahui dari penulusuran wartawan penyelenggaraan kontes Walikota Blitar ke VIII disinyalir akan batal digelar, pasalnya pada hari Sabtu (20/08/22) masalah perijinan dianggap belum lengkap, seperti diungkapkan oleh sumber informasi dari Intelkam Polres Blitar Kota sekitar pukul 16.00, pada hari Sabtu.
Suber dari Polres Blitar Kota ketika di hubungi mengatakan bahwa kemarin pemberitahuannya sudah masuk Polres.
Namun menurut sumber, persyaratan dari gugus tugas sama izin lokasi belum di lengkapi.
“Jadi kita belum keluarkan izin,” tandas sumber dari Polres Blitar Kota ketika di hubungi pada Sabtu pukul 16.00 WIB.
Karena lomba ini membawa nama Wali Kota Blitar dan disinyalir belum mengantongi izin dari Polisi, Penelusuran media dilanjutkan menghubungi Wali Kota Blitar di rumah dinas bermaksud konfirmasi kepada Walikota.
Melalui ajudan Wali Kota, Sabtu malam sekitar pukul 19.00 membenarkan adanya agenda lomba itu akan dilaksanakan dan sudah diketahui Wali Kota. Namun masalah perizinan Wali Kota belum tahu kalau dari Polres Blitar Kota Belum Turun.
Selanjutnya wartawan berusaha melakukan konfirmasi kepada Eko yang disebut sebagai ketua panitia sekitar pukul 20.20 WIB, sejumlah awak media ditemui oleh ketua panitia di lokasi gantangan pasar burung Dimoro, dikatakan oleh eko kalau perizinan baru saja keluar malam itu.
“Persiapan perlombaan sudah 90 persen, tropi, dan perlengkapan semua sudah siap,” tandas Eko.
Walikota Blitar, Santoso usai membuka Event Lomba Burung Berkicau Walikota Cup VIII mengatakan memberikan Apresiasi lomba kicau burung kali ini.
“Sebab jika terlalu lama kita tidak melaksanakan lomba seperti ini, tentu juga akan sangat berpengaruh terhadap kondisi burung itu sendiri, dengan moment ini sangat tepat karena juga sebagai pengenalan pasar burung Dimoro Ricuh yang baru,” tutur Santoso.
Walikota Blitar mengharapkan event lomba burung tersebut bisa di selenggarakan dengan Profesional.
“Profesional itu artinya berbagai ketentuan harus di penuhi. Kemudian secara administrasi juga harus di lakukan jauh-jauh hari, supaya peserta betul-betul yakin untuk mengikuti lomba ini bahwa dalam penyelengaraan tidak ada masalah.” Jelasnya.
Ketika di konfirmasi terkait lambatnya panitia mengurus perizinan, Walikota mengatakan bahwa ia menilainya terlalu mepet.
“Jadi proses pengurusan perizinan mestinya paling tidak H min -10 yang sudah diurus secara Klir. Sehingga kalau ada peserta yang mau daftar itu sudah yakin, kasihan kalau ada peserta dari jauh datang mau mendaftar ternyata setelah kesini dari sisi perizinan belum clear. Tapi, kalau sudah di urus jauh sebelumnya sudah tidak ada masalah, berapapun yang daftar panitia harus bisa menampung,” terang Walikota.
Walikota berpesan, juri hendaknya benar-benar fair play. Sehingga para peserta merasa puas atas pelaksanaan dan pelayanan, termasuk perlakuan dewan juri kepada peserta kicau mania.
“Karena mereka datang dari luar daerah. Jika nanti disini jurinya tidak fair play kan kasihan mereka yang jauh-jauh dari luar kota. Maka di harapkan panitia betul-betul fair play dalam melaksanakan lomba ini,” pungkas Santoso.
Akhirnya yang di takutkan Walikota Blitar terjadi dengan adanya kericuhan akibat ketidakpuasan Peserta terhadap Juri Lomba Burung Berkicau di Pasar Dimoro ini terjadi.
Pewarta : Novi