Blitar,mitratoday.com – Setiap bulan Agustus Kabupaten Blitar memperingati Hari Jadi nya yaitu setiap tanggal 5 Agustus dan di bulan Agustus ini kita juga memperingati HUT RI.
Kabupaten Blitar saat ini dipimpin oleh Bupati perempuan pertama yaitu Hj Rini Syarifah dan Wakil Bupati nya Rahmat Santoso yang mulai menjabat pada 26 Februari 2021.
Apa kata masyarakat tentang kepemimpinan Bupati perempuan Blitar ini di Hari Jadi Kabupaten Blitar yang ke 699?
Mitratoday mencoba mewawancarai Tugas Naggolo Yudo Dili Prasetiono, Ketua Ormas Radja pada Rabu malam (09/08/2023) yang pengurus dan anggota nya dari berbagai elemen, ada Kepala Desa, pengacara, pengusaha, pedagang kecil, seniman, peternak, petani, bahkan jurnalis dan banyak profesi yang beragam menjelaskan, bahwa di kepemimpinan Bupati Rini Syarifah banyak masyarakat kecewa dan protes terkait infrastruktur jalan dan terkesan banyak penurunan di banding sebelumnya.
“Selama Bupati Blitar Hj Rini Syarifah banyak protes dari masyarakat terkait kondisi jalan-jalan yang rusak parah seperti yang dilakukan warga Dusun Semanding Desa Banggle yang sampai saat ini masyarakat masih melakukan protes jalan rusak dengan ditanami pohon pisang,” ucap Bagas, panggilan Akrab Tugas Naggolo Yudo Dili Prasetiono saat menggelar Rapat Kordinasi Pengurus Radja.
Lanjutnya, protes karena jalan rusak parah juga pernah dilakukan warga di Desa Babadan Kecamatan Wlingi dengan menaruh bis-bis beton pada bulan April lalu, dan aksi protes Warga Desa Rejoso dengan melakukan penanaman pohon pisang juga pada bulan April dan pernah dilakukan warga di Dusun Menjagan Kalung Desa Slorok dengan aksi penanaman pohon pisang dan banyak lagi warga protes terkait infrastruktur jalan yang rusak.
“Bupati Blitar Hj Rini Syarifah tidak pernah hadir menemui warga nya jika masyarakat melakukan aksi protes atau selalu diwakili oleh Wakil Bupati atau Kepala OPD padahal Bupati itu kan nahkoda di Kabupaten Blitar,” ucap Bagas.
Bagas katakan, bahwa ini menandakan Bupati seperti gagal menjadi Nahkoda Kabupaten Blitar karena banyak nya protes, artinya Bupatinya kemana, berarti Bupati tidak bisa merangkul seluruh masyarakat di Kabupaten Blitar, seharusnya sebagai pemimpin daerah ikut bertanggung jawab tentang keamanan, kenyamanan serta kesejahteraan masyarakat di wilayahnya.
“Apalagi di bulan Agustus dimana bulan yang seharusnya menjadi kebanggaan bagi seluruh warga masyarakat Kabupaten Blitar malah banyak protes, banyak demo, Hearing artinya Bupati bisa dikatakan gagal menjadi Nahkoda di Kabupaten Blitar,” ujar Bagas.
“Bagaimana Bupati bisa jadi nahkoda yang baik? Bupati itukan menjadi ketua Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) namun disini nyaris tidak ada kordinasi yang baik di tingkat Forkompinda tadi pada peringatan Hari jadi Kabupaten Blitar saja di acara puncaknya yaitu Pisowanan Agung, Wakil Bupati Rahmat Santoso tidak nampak, ini artinya ada apa? Artinya Bupati dan Wakil Bupati tidak kompak dan ini menjadi tanda tanya masyarakat,” ucapnya.
“Seharusnya saat ini Bupati harus sadar, segera melek lah dengan keadaan yang ada, dengan kejadian-kejadian yang ada di Kabupaten Blitar ini, jangan larut tengelam di zona yang aman saja, bagaimana dengan visi misi Bupati Maju Bersama Sejahtera Bersama, kompak saja tidak, bagaimana rakyatnya mau sejahtera,” tegas Bagas.
Bagas sebagai Ketua Umum Ormas Radja pada Rakor semalam juga berpesan, “Kami menghimbau kepada seluruh anggota Ormas Radja pada tahun politik ini untuk tetap solid, satu komando dan sering-sering komunikasi, kordinasi dengan rekan-rekan, dengan pengurus, juga kepada pengurus yang di Desa atau di Kecamatan dan kepada Bupati Blitar saya juga menghimbau untuk lebih open kepada masyarakat, kepada Ormas yang selama ini sulit berkomunikasi dengan Bupati Blitar, jika tidak bisa berubah ya tidak usah mencalonkan diri lagi menjadi pemimpin di Kabupaten Blitar, karena pemimpin daerah itu Nakhoda, Bapak atau Ibunya seluruh masyarakat Kabupaten Blitar,” pungkas Bagas.
Pewarta : Novi
Lah dulu dia pendukung setianya.. Giliran gak dipakai lagi nyerang mulu