Berikan Santunan Kematian, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal Imbau Seluruh Nelayan Ikut Menjadi Peserta

Tegal, mitratoday.com – Wujud nyata negara hadir dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat, BPJS Ketenagakerjaan kembali memberikan santunan kematian kepada dua orang peserta yang meninggal akibat kecelakaan kerja dan meninggal karena sakit. Santunan secara simbolis diserahkan langsung oleh Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal, Endah Rahmawati kepada ahli waris, dan disaksikan Kepala OJK Tegal, Noviyanto Utomo, serta Kabid Perikanan Tangkap Kabupaten Tegal, Imam Sugiarto disela-sela acara Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) di Balai Desa Bojongsana, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Rabu (26/2/2025).
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tegal, Endah Rahmawati mengatakan “Hari ini kami bersama-sama OJK Tegal dan Dinas Perikanan Kabupaten Tegal menyerahkan santunan kematian kepada para ahli waris. Masing-masing atas nama Khakimul Umam, alamat Suradadi yang meninggal karena kecelakaan kerja pada 21 Oktober 2024 lalu. Yang bersangkutan awal menjadi kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan terhitung sejak 6 Agustus 2024 atau 76 hari masa kepesertaan dan meninggal pada 21 Oktober 2024 lalu. Untuk itu BPJS Ketenagakerjaan memberikan santunan kematian kepada ahli waris sebesar Rp.70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah).
Kemudian, atas nama Agus Wahid, alamat Suradadi yang meninggal karena sakit pada 24 November 2024. Yang bersangkutan awal menjadi kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan terhitung sejak 26 Juni 2024 atau 151 hari masa kepesertaan. Maka ahli waris berhak menerima santunan kematian sebesar Rp.42.000.000,- (empat puluh dua juta rupiah),” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Endah juga mengucapkan terimakasih atas partisipasi dari nelayan khususnya di Kota dan di Kabupaten Tegal yang telah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Dirinya menyampaikan bahwa kepesertaan untuk jaminan sosial ketenagakerjaan di Kota Tegal khususnya di pekerja informal BPU (Bukan Penerima Upah) itu masih di 19,56 persen. Artinya ini sangat minim sekali dari target kita yang seharusnya 100 persen dari total populasi yang ada di Kota Tegal. Totalnya keseluruhannya adalah 39,35 persen itu termasuk dengan PU (Penerima Upah) atau pekerja formal maupun dengan jasa konstruksi,” terangnya.
Kemudian, lanjut Endah “Untuk klaim yang kami sudah kita bayarkan sebesar Rp.240.000.000.000- (dua ratus empat puluh miliar rupiah). Termasuk untuk kecelakaan kerja kami sudah membayar sekitar Rp.18.000.000.000,- (delapan belas miliar rupiah). Kemudian untuk jaminan kematian itu sebesar Rp.26.000.000.000,- (dua puluh enam miliar rupiah),” jelasnya.
Sementara untuk di Kabupaten Tegal sendiri, Endah mengatakan untuk informal nya itu sendiri masih terbilang cukup kecil yaitu di 12,42 persen sampai dengan 31 Desember 2024. Totalnya coverage 33,67 persen, dimana didominasi oleh pekerja formal yaitu sebesar 75 persen dan pekerja jasa konstruksi itu sebesar 33.99 persen. Total untuk Kabupaten Tegal sendiri itu sebesar Rp.233.000.000.000,- (dua ratus tiga puluh tiga miliar) yang sudah kami bayarkan kepada peserta yang masuk dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan,” tambahnya.
Endah juga mengingatkan pentingnya menjadi kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Menurutnya jaminan sosial ketenagakerjaan adalah pengganti income atau pendapatan. Karena kita ketahui bahwa nelayan ini penghasilannya tidak tetap atau musiman, bahkan ketika angin kencang nelayan tidak dapat melaut. Lantas siapa yang akan memberikan penghasilan?, maka dia harus membuka lapangan kerja baru lagi, misalnya dengan membuka toko atau membersihkan jala atau yang lainnya yang penting ada aktifitas kerja maka dia bisa melanjutkan kepesertaannya, sehingga selama proses tersebut dia ada aktifkan pekerjaannya maka dia masuk jadi peserta kita sehingga dia bisa kita berikan perlindungannya.
Selain itu, kalau mau lengkap dia bisa ikut Jaminan Hari Tua (JHT) juga. Artinya di pembiayaan anak-anaknya itu akan mendapatkan beasiswa kalau yang bersangkutan meninggal dunia. Mulai dari TK, SD, SMP, SMA sampai dengan perguruan tinggi dan BPJS Ketenagakerjaan yang membayar.
“Ini yang sangat penting bagaimana kita melanjutkan kepesertaannya, karena rata-rata nelayan yang ada di Kota dan di Kabupaten Tegal ini kepesertaannya hanya dua, tiga sampai tiga bulan saja terus berhenti. Dan ini sangat sayang sekali kalau tidak dilanjutkan, padahal hanya Rp.18.800,- (enam belas ribu delapan ratus rupiah), dan ini bisa membuat keluarga tenang misalkan keluarganya terjadi apa-apa,” terang Endah.
Endah menegaskan bahwa BPJS Ketenagakerjaan berkomitmen memberikan jaminan perlindungan sosial sebagai wujud negara hadir kepada masyarakat khususnya di ekosistem nelayan. Dia berharap seluruh nelayan di seluruh pantura ini bisa ikut menjadi peserta jaminan sosial ketenagakerjaan dan jangan berhenti di dua, tiga atau enam bulan saja, tetapi lanjutkan kepesertaannya,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala OJK Tegal, Noviyanto Utomo menyampaikan bahwa di OJK juga punya target-target, misalnya untuk guru, mahasiswa, dan salah satunya adalah nelayan, dan nelayan salah satu pekerjaan yang mempunyai resiko yang besar di laut, dan OJK juga menyarankan agar para nelayan mempunyai asuransi untuk perlindungan dirinya. (Hartadi)