Belajar Bercocok Tanam di Lahan Area Sekitar Rumah
Bercocok tanam merupakan suatu kegiatan dalam mengelola lahan menanam biji-bijian. Bercocok tanam biasanya dilakukan di kebun oleh para petani. Tak hanya petani, banyak juga masyarakat yang ingin bercocok tanam di sekitar lingkungannya untuk menambah estetika dan juga keindahan lingkungan sekitar.
Namun, hal yang seringkali menjadi masalah adalah lahan yang kurang luas untuk ditanami tumbuhan. Seiring berkembangnya zaman, masyarakat semakin kreatif untuk bercocok tanam di daerah sekitar rumah sehingga dapat memetik hasil tanaman secara langsung. Ada banyak cara untuk memanfaatkan lahan yang kecil tanpa perlu memakan tempat. Simak cara bercocok tanam di lahan yang sempit membuat halaman rumah lebih asri dan sejuk !
Selama masa Covid 19 banyak perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat. Pembatasan sosial secara merata diberlakukan hampir di setiap wilayah.
Menyalurkan hobi adalah salah satu cara untuk mengurangi stres dan kebosanan rutinitas dikala pandemi.
Banyak sekali pilihan hobi yang dapat kita lakukan, salah satunya yaitu bercocok tanam sayuran. Hobi ini dapat mendatangkan banyak keuntungan. Selain dikonsumsi sendiri, sayuran hasil bercocok tanam juga dapat dijual.
Ingin bercocok tanam di lahan yang sempit menggunakan sarana yang mudah untuk tanami.
1. Metode Vertikultur
Vertikultur merupakan teknik bercocok tanam di lahan yang sempit dengan menggunakan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam dilakukan secara bertingkat, namun sebenarnya sangat mudah dilakukan. Tingkat kesulitan tergantung pada model dan sistem tambahan dengan keterampilan khusus, contohnya menggunakan irigasi tetes. Keunggulan vertikultur sangat efisiensi dalam penggunaan lahan, hemat dalam penggunaan pupuk dan pestisida, serta mudah dalam hal perawatan dan pemeliharaan.
2. Metode Tabulampot
Metode tabulampot adalah menanam buah dalam pot. Metode ini sangat tepat diterapkan di perkotaan yang umumnya memiliki lahan sempit. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Tabulampot yaitu penyiraman, pemupukan, pengendalian hama penyakit. Uniknya dari tabulampot ini penyiraman bisa dilakukan dengan sistem irigasi pintar Encomotion.
Salah satu keunggulan dari irigasi pintar yaitu bisa hemat air, tenaga kerja dan mudah dikendalikan. Seperti yang dilakukan oleh Pak Irman petani paprika asal Pasir Langu, Cisarua, Jawa Barat. Pak Irman sudah menerapkan sistem irigasi pintar di kebunnya. “Dengan menggunakan Encomotion dari segi pertumbuhan tanaman dirasa lebih cepat, buah lebih banyak ada kenaikan hingga 30%. Dengan hanya melakukan perawatan dan pengobatan saja karena penyiraman sudah bisa dilakukan otomatis dan terkendali tutur Pak Irman.
3. Metode Aeroponik
Aeroponik adalah sistem bercocok tanam di udara tanpa menggunakan tanah. Akar tanaman dibiarkan tumbuh menggantung tanpa media tanah. Sistem tanam ini memerlukan air sekilas mirip dengan hidroponik. Namun, pada aeroponik air diberi larutan hara kemudian disemburkan pada akar tanaman dalam bentuk kabut. Cara kerjanya disebut pengkabutan. Keunggulan aeroponik yaitu menghemat air, mengurangi jumlah tenaga kerja larutan nutrisi yang digunakan lebih hemat. Akan tetapi, biaya pembuatan sistem cukup mahal dan alat bergantung pada listrik. Sehingga jika listrik mati, alat tidak bekerja.
4. Metode Hidroponik
Hidroponik merupakan salah satu alternatif menanam yang dilakukan oleh sebagian orang yang tidak mempunyai lahan cukup luas. Teknik menanam yang tidak menggunakan tanah ini ternyata bisa memberikan keuntungan. Menanam dengan cara hidroponik memiliki keunggulan diantaranya ramah lingkungan, hama dan penyakit tanaman dapat dikurangi, hemat air dan pupuk, pertumbuhan tanaman lebih cepat, kualitas tanaman terjaga, bisa ditanam di mana saja dan kapan saja serta menghemat lahan, waktu dan tenaga.
Itulah metode yang bisa diterapkan jika bercocok tanam di lahan sempit. Tak perlu lahan yang luas untuk bercocok tanam.
Penulis: Warzukna, Mahasiswa Universitas Pamulang