Blitar,mitratoday.com – Lagi-lagi, persoalan mutasi di Kabupaten Blitar yang di lakukan Bupati Rini Syarifah terhadap 640 ASN di duga tidak melibatkan Wakil Bupati Rahmat Santoso tersebut semakin carut-marut dan menuai sorotan dari berbagai kalangan.
Pasalanya, dlam pelaksanaan mutasi tersebut, ajudan Istri dari wabup Rahma Santoso juga ikut di mutasi. Namun mutasi ajudan istri wabup tersebut tidak diketahui oleh Wabup Rahmat Santoso, sehingga ia ingin memilih mundur dari jabatannya sebagai Wakil Bupati Blitar.
Dalam ungkapannya, Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso kataka bahwa ia tidak pernah kecewa dengan yang lain-lain. Tapi ajudan istrinya yang tiba-tiba di pindah dan tidak pernah membicarakan dengannya membuat ia kecewa berat.
“Padahal Riana (ajudan istri Wabup Blitar) tidak mau digeser, dan itu sebetulnya masalah sepele,” kata Wabup Rahmat, Selasa (3/1/2023).
Tentunya persoalan tersebut menjadi perhatian serius di tengah public. Semua di sikapi dari berbagai kalangan, baik itu dari lembaga, ormas, dan para politisi.
Salah satunya dari mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat DAERAH Kabupaten Blitar Fraksi PARTAI Kebangkitan Bangsa, Capt H Adib Zamhari SE,MM,M.Mar melalui pesan watshapnya, Selasa (03/01/2023) katakan bahwa hal itu memperlihatkan ketidak harmonisan antara Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Blitar.
“Pendapat saya pribadi sebagai Warga Kabupaten Blitar, pertama miris dengan adanya berita tersebut. Ini menunjukan bahwa Bupati dan Wabup tidak harmonis, dan tidak ada komunikasi yang baik. Seharusnya berita seperti ini jangan sampai keluar ke publik dan akhirnya masyarakat tahu. Sebab ini kalau boleh diibaratkan seperti Aib Keluarga,” ujar Adib.
Kedua, kata Adib masyarakat semenjak dipimpin Mak Rini merasa resah dengan keadaan Kabupaten Blitar yang tidak ada perubahan signifikan, dan tidak ada gebrakan-gebrakan dalam roda pemerintahan
“Contoh masalah infrastruktur jalan yang sampai saat ini belum bisa diselesaikan dan masih berlubang, bahkan rusak parah di Kabupaten Blitar.” Tandasnya.
Jadi masyarakat Blitar sudah resah dan menderita, ditambah berita tersebut jadi tambah tidak percaya dengan kepemimpinan sekarang. Jargon Maju Bersama, Sejahtera Bersama tidak relevan dan tidak sesuai dengan kenyataan,” tegas mantan Bendahara DPC PKB Kabupaten Blitar ini.
Terakhir ia sampaikan, semoga tahun 2024 Masyarakat Blitar bisa lebih arif dan cerdas memilih pemimpin. “Yang benar-benar bisa mengayomi serta mengerti Blitar,” tutup Adip.
Pewarta : Novi